Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Pria di Wonogiri Rela Sisihkan Gaji hingga Setia Nonton Kick Andy Demi Dapat Buku untuk Sanggarnya

Perjuangan panjang dilakukan Wahyudi untuk membangun sanggar rumah bacanya, mulai dari menyisihkan gajinya dan menjadi penonton setia Kick Andy.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI
Wahyudi (40), pria asal Desa Tertosworo, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, merupakan pendiri dari Rumah Baca Sang Petualang, saat bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo, di Istana Negara. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Wahyudi (40), pria asal Desa Tertosworo, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, merupakan pendiri dari Rumah Baca Sang Petualang.

Perjuangan panjang dia lakukan untuk membangun sanggar rumah bacanya itu, mulai dari menyisihkan gajinya dan menjadi penonton setia Kick Andy.

Wahyudi mulai mengumpulkan buku sejak 2014, ketika dia merantau ke Jakarta.

Cerita Gibran Rakabuming dan Buku Catatan Keluhan yang Tebal

"Saya pada 2014 bekerja di Jakarta sebagai office boy (OB) di pos polisi dekat Patung Kuda Monas, di sana saya digaji sekitar Rp 600 ribu," kata Wahyudi kepada TribunSolo.com, Rabu (8/1/2020).

"Setelah itu saya juga bantu parkir di Monas, dulu kan masih boleh," lanjutnya.

Dari penghasilannya itu, dia menyisihkan uang dari gajinya untuk membeli buku bacaan.

Selain itu, dia setiap minggu juga rutin menonton program acara di satu stasiun televisi nasional, Kick Andy.

"Kalau lihat Kick Andy kan pasti dapat buku, saya tiap minggu pasti nonton acara itu," imbuhnya.

Sekitar 2015 dia kembali ke kampung halamannya, dengan membawa sekitar 100 buku yang dia kumpulkan dari Jakarta.

Film Akhir Kisah Cinta Si Doel Akan Tayang Tanpa Gala Premier, Rano Karno Beri Alasan Unik

Setelah itu, dia mulai membangun sanggarnya di samping rumah agar anak-anak di kampungnya bisa dengan leluasa membaca buku.

"Dulu sanggarnya sangat sederhana, cuma gubuk cakruk seperti itu."

"Tujuannya untuk menumbuhkan minat baca warga sini, karena mayoritas warga sini anak petani sehingga kesulitan untuk membeli buku," jelasnya.

Di Rumah Baca Sang Petualang ini, dia juga mendapatkan sumbangan beberapa buku dari sejumlah pihak yang mendukung kegiatannya.

Cerita Unik Dibalik Jas Hujan Kresek Jokowi Saat Tinjau Korban Banjir di Bogor

Karena terlalu fokus dengan kegiatan sosialnya, akhirnya Wahyudi tidak lagi mendapat pekerjaan di Jakarta, lantaran dirinya sering pulang kampung.

Sekitar tahun 2016, dia mulai menjadi penjual makanan keliling, namun tetap mempertahankan literasinya.

"Saya jualan telur dadar keliling tapi ada perpustakaannya, dan burger pustaka," jelasnya.

Rupanya kegiatan literasi keliling yang dilakukan Wahyudi, mendapatkan perhatian dari Istana Negara.

Pada 2017, dia diundang Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sebagai satu tokoh literasi yang kreatif dan inovatif.

Cerita Sedih Para Lansia di Panti Sosial Griya PMI Solo : Suparmin Ditinggal Anak Saat Berobat di RS

Dia juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Pendidikan sebesar Rp 100 juta, yang dia gunakan untuk membuat kampung literasi.

"Saya buat cakruk rumah baca di berbagai tempat, seperti pos ronda, posyandu, dan sebagainya," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved