Pilkada Solo 2020
Senior PDIP Singgung 'Status' Jelang Pilkada Solo 2020, Purnomo Tegaskan Dirinya Kader Banteng
Senior PDIP, Hariadi Saptono menyinggung 'status' Bakal Calon Wali Kota Solo, Achmad Purnomo jelang Pilkada 2020 melalui unggahan di FB.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO -- Senior PDI Perjuangan (PDIP), Hariadi Saptono menyinggung 'status' Bakal Calon Wali Kota Solo, Achmad Purnomo jelang Pilkada Solo 2020 melalui unggahan di akun Facebook miliknya.
Unggahan itu menampilkan spanduk dominan warna biru bergambar Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais.
Tak hanya itu, tulisan 'Purnomo Tetap Kader Terbaik Kami' tampak dalam spanduk.
Purnomo memang pernah diusung oleh partai berlambang matahari itu saat Pilkada Solo 2005.
Namun, ia menegaskan saat itu statusnya bukan sebagai kader PAN.
"Saya bukan kader PAN dan saya malah tidak boleh berpolitik dulu, karena saya ASN," terang Purnomo kepada TribunSolo.com, Jumat (17/1/2020).
"Saya waktu itu hanya tahu kalau ada Pilkada, lalu ada masyarakat yang mendorong saya untuk maju, namun waktu itu saya bingung maju lewat kendaran politik apa," imbuhnya membeberkan.
Sejumlah tokoh kemudian menyarankan Purnomo diusung PAN yang waktu itu masih memenuhi syarat untuk mengusung calon sendiri.
"PAN waktu itu masih memenuhi syarat untuk mengusung sendiri, terus saya diusung," ujar dia.
Purnomo kemudian ditandemkan dengan Istar Yuliadi untuk melawan pasangan Joko Widodo-FX Hadi Rudyatmo dari PDIP.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Rudy mengungguli pasangan Purnomo-Istar dengan meraih 36,62 persen suara pemilih.
• Senior PDIP Solo Pendukung Gibran Ungguh Foto Spanduk Amien Rais Bersama Purnomo, Apa Maksudnya?
• Lawan Gibran di Pilkada Solo, Purnomo: Bangga karena Saingannya Anak Presiden
Sedangkan, pasangan Purnomo-Istar meraih suara 29.08 persen atau berada di posisi kedua dari empat pasangan.
Hasil tersebut membuat Purnomo memutuskan untuk kembali menekuni dunia pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Tahun 2005 itu saya memang tidak terpilih dan berada di nomor dua, kemudian saya memutuskan kembali ke UGM," terang Purnomo.