Cerita di Balik Gelaran Formula E yang Ternyata Bertepatan dengan Hari Lahirnya Ir. Soekarno
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo selaku penyelenggara Dwi Wahyu Daryoto menjelaskan alasan dipilih tanggal dan lokasi balapan.
Selain jadi ikon ibu kota, lokasi Monas dianggap strategis karena berada di tengah kota dengan transportasi massal yang memadai.
“Supaya memberi kemudahan kepada masyarakat untuk menontonnya, dan dengan harapan mereka lebih banyak datang ke Monas menggunakan kendaraan umum,” ucap Dwi.
“Sehingga turut membantu mengurangi emisi karbon, karena itu sejalan dengan kampanye lingkungan bersih yang digelorakan oleh Formula E,” katanya.

• Polemik Formula E di Kawasan Monas: Ketua DPRD DKI Ancam Tak Setujui Anggarannya
Untuk diketahui, Sirkuit Monas akan mengambil lokasi di kawasan Monas dan sekitar Jalan Medan Merdeka.
Sirkuit ini akan memiliki panjang sekitar 2,5 km, berputar searah jarum jam, serta dilengkapi dengan 12 tikungan, 8 kanan dan 4 kiri.
Rencana pemakaian kawasan Medan Merdeka, mencakup Monas, sebagai arena balap diumumkan saat kedatangan promotor Formula E ke Jakarta pada 20 September 2019 silam.
Namun, beberapa waktu lalu, Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka sempat melarang penggunaan kawasan Monas untuk pergelaran Formula E.
Sebab, Monas dianggap sebagai kawasan cagar budaya.
Pada awalnya, Pemprov DKI menyiapkan lintasan sepanjang 2,6 kilometer di kawasan Medan Merdekat, mencakup Monas.
Rute yang dipakai melintasi Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Silang Merdeka Tenggara, masuk ke dalam kawasan Monas, memutari Jalan Titian Indah di dalam Monas, menuju Jalan Silang Merdeka Barat Daya, dan berakhir kembali di Jalan Medan Merdeka Selatan.
(Kompas.com / Danang Triatmojo)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dwi: Formula E Dihelat 6 Juni karena Punya Hubungan Antara Bung Karno dan Monas,