Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Waspada, Sentuh Tikus Mati di Jalan Bisa Terpapar Leptospirosis, Seperti Kasus Warga di Karanganyar

Di Kabupaten Karanganyar penyakit leptospirosis atau kencing tikus kian menyebar di beberapa wilayah.

TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI
Anggota keluarga almarhumah Kamiyem beraktivitas di teras rumahnya di Desa Alas Tuo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jumat (14/2/2020). 

TRIBUNSOLO.COM - Di Kabupaten Karanganyar penyakit leptospirosis atau kencing tikus kian menyebar di beberapa wilayah.

Terkait hal ini, warga diminta menerapkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).

Heboh Temuan Sumur Bor Ajaib di Karanganyar, Bisa Buat Nyalakan Api, Begini Rasa Airnya

Mulai Januari hingga awal Februari 2020 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat sebanyak tujuh kasus leptospirosis.

Terjadi di lima kecamatan yakni Kecamatan Colomadu, Tasikmadu, Kebakkramat, Jaten, dan Gondangrejo.

Lima di antaranya ada warga meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Kasus leptospirosis terakhir di Desa Alas Tuo, Kecamatan Kebakkramat yang mengakibatkan Kamiyem meninggal dunia.

Kasus tersebut pula setidaknya menjadi pembelajaran bagi anggota keluarga untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga lingkungan.

Cucu Kamiyem, Surahmi (35) menceritakan, sang nenek pada awalnya mengalami gejala panas dingin beberapa hari setelah beraktivitas di sawah.

Karena tidak ada perkembangan setelah sempat dirawat di rumah, akhirnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Griya Husada Karanganyar untuk mendapatkan perawatan medis.

"Trombositnya turun, disarankan dirujuk ke RS Hermina Surakarta," katanya saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Jumat (14/2/2020).

Pasca kejadian itu, ia sempat makin khawatir.

Pasalnya gejala penyakit kencing tikus sulit dikenali karena mirip gejala DBD.

Surahmi mengungkapkan, dari keterangan dokter yang menangani neneknya, penyebab neneknya bisa terkena penyakit leptospirosis kemungkinan sehabis dari sawah tidak bersih-bersih dan langsung makan.

Lanjutnya, menurut informasi yang didapatkan dari dokter justru yang paling bahaya itu tikus mati karena terlindas kendaraan di jalan.

Tinjau Lokasi Tes Seleksi CPNS di Karanganyar, Bupati Klaten Beri Pesan untuk Peserta

Apabila cairan dari tikus bercampur hujan terkena manusia, dimungkinkan manusia yang terkena cairan bisa terpapar penyakit.

Berselang tiga hari, petugas kesehatan dari Puskesmas setempat dan DKK Karanganyar menyambangi kediamannya untuk melakukan penyelidikan epidmologi.

"Setelah kejadian, kami jadi lebih menjaga kebersihan lingkungan. Semisal bisanya dua hari sekali bersih rumah."

"Sekarang sehari langsung bersih-bersih. Alat makan juga diusahakan ditutup serta barang tidak dipakai dibuang," ujarnya.

Ia berharap ada penyuluhan lagi supaya warga lebih menerapkan perilaku hidup sehat.

Pasca kejadian itu, ia sempat heran lantaran biasanya ada tikus di sekitar rumahnya, sekarang sudah tidak ada sama sekali.

Terpisah, Ketua RW 04 Dusun Ngegoh, Suyanto menyampaikan, pasca kejadian itu warga sekitar mulai antisipasi dengan memasang perangkap tikus.

Upaya itu dilakukan selain menerapkan PHBS.

Setiap ada arisan RT juga dilakukan sosialisasi.

"Warga sudah antisipasi. Kebiasaan di sini jika ada bangkai tikus kalau tidak dibakar yang dikubur."

'Ya paling penting warga diminta supaya menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," pungkasnya. (Agus Iswadi)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Sentuh Tikus Mati Terlindas Kendaraan Bisa Terpapar Leptospirosis, Contoh Kasus Warga di Karanganyar, 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved