Berita Klaten Terbaru
Warga Klaten Kirab Patung Lembu Terbuat dari Ratusan Kilo Gabah, Begini Wujudnya
Kegiatan ini diselenggarakan mulai Sabtu - Minggu (15-16/2/2020) di seluruh dukuh di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Warga Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten menggelar festival budaya Pesona Cethik Geni ke- 2.
Kegiatan ini diselenggarakan mulai Sabtu - Minggu (15-16/2/2020) di seluruh dukuh di Desa Gatak.
Panitia kegiatan Seno Guntoro (57) mengatakan, adanya kegiatan ini adalah untuk mengenalkan makanan khas dari desa tersebut dan agar tidak punah.
• Cerita WNI Klaten Akhirnya Bertemu Istri yang Sempat Terjebak di Wuhan, Langsung Ajak Pulang Kampung
• Jalur Baru KA BIAS Rute Klaten-BIAS akan Diresmikan Presiden Jokowi pada 1 Maret 2020
Warga tidak ingin kebudayaan mereka hilang digempur zaman seperti saat ini.
Mereka ingin menunjukan pada masyarakat luas bahwa makanan kebanggaan warga masih terus lestari sampai saat ini.
"Acara ini diselenggarakan untuk melestarikan makanan khas Desa Gatak agar tidak hilang oleh makanan lain dan mengenalkan kepada masyarakat luas," ujar Seno, Minggu (15/2/2020).
Ia menerangkan kegiatan apa yang diselenggarakan di acara tersebut.
"Kegiatan yang diselenggarakan disini berupa pelatihan pembuatan Lompya Duleg, Lomba Kreasi Lompya Duleg, pentas seni, dan kirab," terangnya.
Kirab berisi 3000 Plastik Lompya ini dilaksanakan di Minggu (16/2/2020).
Selain itu, kirab disini juga membawa patung lembu terbuat dari ratusan kilo gabah kering.
Rute kirab ini adalah mulai dari pawon mbah Sical - Tugu Lompya - Pura - Gereja Baptis - lampu merah delanggu - stasiun delanggu - sampai RTH Desa Gatak.
Setiap pemberhetian di Pura dan Gereja, disambut dengan pujian dari masing-masing lokasi.
Salah satu pembuat lompya duleg, Suryadi (41) mengaku senang dengan kegiatan ini.
"Kegiatan ini terselenggara membuat saya senang, karena dapat mengenalkan makanan khas desa kami ke masyarakat umum," ungkap Suryadi.
Pria yang sudah berjualan makanan ini sejak SD berharap acara ini bisa diselenggarakan lagi tahun depan dan masyarakat mengetahui Lompya Duleg sebagai makanan khas desanya.
"Kami berharap acara ini bisa diselenggarakan kembali di tahun depan dan masyarakat semakin tahu Lompya Duleg ini, sebagai makanan khas Desa Gatak, Klaten ini," harapnya. (*)