Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pagi Ini Dua Korban Terakhir Tragedi Susur Sungai Ditemukan, Berjarak 700 Meter dari TKP

Pagi ini pencarian lanjutan korban susur sungai Semor oleh Pramuka SMPN 1 Turi, Minggu (23/2/2020), membuahkan hasil.

TribunSolo.com/Istimewa
Foto sejumlah siswi SMP Negeri 1 Turi Sleman, yang lolos dari petaka terseret arus Sungai Sempor, Turi, Sleman, Jumat (21/2/2020). 

Mereka yang ada di sekolah para guru, orang tua siswa, tetangga korban susur sungai, polisi, tim relawan dan tim psikologi.

Di samping tiang bendera di halaman sekolah berjejer karangan bunga belasungkawa.

Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD menerangkan, korban luka-luka yang menjalani rawat inap hingga saat ini berjumlah dua orang, sedangkan 22 orang menjalani rawat jalan.

Rini Antari, warga Garongan yang merupakan orang tua siswa, Heksa Putranti mengaku berjaga di sekolah pagi kemarin. Sedang putrinya yang kemarin (21/2) sempat ikut terseret arus deras sungai, sedang melayat ke rumah teman-temannya.

"Saya nungguin anak saya. Katanya nanti balik ke sekolah dulu. Saya cuma pesan jangan jauh-jauh perginya," tutur dia.

Dengan mata berkaca-kaca, Rini menceritakan kepada Tribun Jogja tentang peristiwa nahas kemarin.

Putri bungsunya itu kemarin izin kepada Rini dan suami berkata akan mengikuti kegiatan Pramuka pada sorenya. Pukul 11.00 Heksa sempat pulang ke rumah setelah kegiatan sekolah selesai.

Kemudian, kembali ke sekolah pukul 13.00 untuk mengikuti Pramuka.

"Siang itu langit di utara sudah gelap. Suami saya bilang ke anak tidak usah ikut Pramuka karena sepertinya akan hujan. Saya waktu itu enggak tahu kalau ada kegiatan di sungai, saya kira di sekolah saja. Saya izinkan anak pergi karena ekskul Pramuka kan sekarang wajib," ujar Rini.

Sampai hujan turun setelah asar, Rini tidak berpikir apa pun. Sekitar pukul 16.30 barulah Rini dipanggil ibunya (nenek Heksa).

"Saya dimarahin ibu saya, katanya ini (di media) anak-anak SMP pada hilang, pada meninggal," kata Rini.

Kegiatan Susur Sungai Akibatkan Korban Jiwa, Pakar UGM: Idealnya Dilakukan oleh Orang-orang Dewasa

Trauma

Langsung setelah itu Rini beranjak ke sekolah untuk menjemput sang anak. Di sekolah, sudah banyak orang tua yang menangis dan mencari anaknya masing-masing.

Rini langsung menemui anaknya yang menunggu di kelas 8D.

"Setelah ketemu langsung saya bawa pulang karena kondisinya basah kuyup," terang Rini.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved