Virus Corona
Physical Distancing di Tengah Pandemi Covid-19 Ternyata Bermanfaat Baik untuk Paru-paru
Setidaknya dengan berkurangnya aktivitas di luar, maka kapasitas untuk menghidup udara jalanan dan polusi menurun.
Sebenarnya pemberlakuan lockdown atau isolasi dan jarak fisik ini memiliki hikmah tersendiri bagi kondisi bumi.
Faktanya banyak foto yang memperlihatkan penurunan tajam polusi udara di sejumlah negara.
McCormack menilai kondisi ini bagus guna mengurangi orang-orang yang sakit karena paparan udara yang buruk.
Biasanya hal itu terjadi ketika tingkat polusi udara di suatu daerah yang tiba-tiba mengalami lonjakan.
Tapi dia mencatat bahwa masih ada wilayah yang memiliki polusi tinggi meski ada anjuran tinggal di rumah karena pandemi corona.
"Bahkan dalam pengaturan pandemi ini, masih akan ada daerah yang terpapar tinggi."

Seperti halnya terjadi di lingkungan pembangkit listrik dan kilang.
Tentu kegiatan ini dianggap penting dan tidak mungkin ditutup.
Bagaimanapun juga meski saat ini tingkat polusi menurun, tapi paparan pencemaran udara yang kronik tidak bisa dihindari secepat itu.
Bagi beberapa orang yang tinggal dengan papara polusi secara berkala, kondisi sistem pernapasan dan imun kemungkinan terancam.
Masih menurut laporan New York Times, paparan polusi udara kronis sering dikaitkan dengan ras dan kemiskinan.
Di Amerika Serikat, orang kulit berwarna jauh lebih mungkin tinggal di tempat dengan kualitas udara yang buruk.
Daerah berpolusi tinggi biasanya terjadi di lingkungan dengan tingkat kesejahteraan menengah kebawah.
Sekitar 18 juta orang yang pendapatannya memenuhi definisi federal untuk kemiskinan, tinggal di daerah dengan kualitas udara terburuk di Amerika.
Meski tidak seburuk kondisi udara di luar, tapi jangan meremehkan sirkulasi udara di dalam ruangan.