Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Hampir 300 Orang di Iran Dilaporkan Tewas Setelah Minum Metanol yang Dikira Bisa Obati Corona

Ketakutan akan virus tersebut, ditambah percaya dengan kabar di internet, membuat warga di Shiraz dan Provinsi Khuzestan menenggak alkohol mengandung

Editor: Reza Dwi Wijayanti
(Shutterstock)
Ilustrasi keracunan. 

TRIBUNSOLO.COM - Hampir 300 orang di Iran dilaporkan tewas setelah menenggak metanol, bahan yang mereka kira bisa mengobati virus corona.

Di negara itu, minuman keras dilarang. Jadi, jika orang yang menginginkannya, mereka harus mendapatkannya secara ilegal.

Kabar palsu tentang obat virus corona menyebar di media sosial seantero Iran, di tengah anggapan pemerintah meremehkan wabah ini sebelum menyebar.

Dr Knut Erik Hovda yang mempelajari metanol mengatakan, dia mengkhawatirkan wabah di sana jauh lebih buruk dari yang diberitakan.

Dilansir Daily Mirror Senin (30/5/2020), Hovda berujar dengan virus yang semakin menyebar, publik setempat tidak menyadari ada bahaya lain yang mengintai.

Terkait Hoax Telur Rebus Disebut Bisa Cegah Virus Corona, Begini Penjelasan Dokter

Sopir Bus Asal Wonogiri yang Positif Corona Akhirnya Sembuh, Bupati Jekek: Hasilnya Negatif Corona

"Ketika mereka terus meminum ini (metanol), maka bakal semakin banyak kabar ada orang yang keracunan," ujar toksikolog klinis di Oslo itu.

Akun berbahasa Farsi di media sosial secara salah mengabarkan pemberitaan dari tabloid yang dipublikasikan pada awal Februari.

Dalam pemberitaan itu, seorang guru sekolah Inggris disebutkan sembuh dari Covid-19 setelah meminum campuran wiski serta madu.

Sejumlah orang pun percaya bahwa mengonsumsi minuman berkadar alkohol tinggi bisa membunuh virus yang berada di tubuh mereka.

Berdasarkan data di Worldometers Senin, Teheran telah melaporkan 41.495 kasus positif Covid-19, dengan 2,757 di antaranya meninggal.

 
Ketakutan akan virus tersebut, ditambah percaya dengan kabar di internet, membuat warga di Shiraz dan Provinsi Khuzestan menenggak alkohol mengandung metanol.

Video yang ditayangkan media setempat menunjukkan pasien dengan infus di lengan mereka, terbaring di ranjang rumah sakit yang lebih dibutuhkan bagi pasien virus corona.

Selain di Khuzestan dan Shiraz, otoritas juga melaporkan kasus keracunan di Karaj dan Yazd. Selain hampir 300 orang tewas, 1.000 lainnya keracunan.

Dr Hoseein Hassanian, penasihat Kementerian Kesehatan Iran mengatakan, negara lain mungkin hanya berjibaku dengan wabah Covid-19.

"Tetapi di sini, kami bertarung di dua medan. Kami harus merawat orang yang keracunan dan juga pasien virus," keluhnya dikutip New York Times.

Waktu yang Baik untuk Berjemur di Bawah Sinar Matahari Serta Tips Berjemur yang Aman dan Nyaman

Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Mayat ABG di Kalimantan Barat Ditemukan Terlentang di Samping Jalan

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved