5 Fakta Nissan GT-R, Mobil Wakil Jaksa Agung dalam Kecelakaan Maut di Jagorawi, Si Pemangsa Ferrari
Wakil Jaksa Agung Arminsyah, tewas dalam kecelakaan maut di Tol Jagorawi KM 13, Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (5/4/2020).
Penulis: Aji Bramastra | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Tak heran jika GT-R kerap dicitrakan sebagai pemangsa supercar karismatik seperti Ferrari atau Lamborghini.
Untuk sistem deselerasi, sebetulnya sudah dibuat mumpuni, di depan piringan cakram aluminium berdiameter 390 mm diapit kaliper 6 piston.
Sementara di bagian buritan, piringan cakram aluminium ukuran 380 mm bersanding dengan kaliper 4 piston.
• Harga Mobil Mazda CX-9 Terbaru April 2020, Dijual Mulai Rp 900 Jutaan dan Ini Spesifikasinya
4. GT = Gran Turismo
Apa makna nama GT-R sendiri?
Mengutip dari Topspeed.com, GT-R adalah singkatan dari bahasa Italia, Gran Turismo Racer.
Sebagai informasi di tahun 1960-an yang berbarengan dengan lahirnya Skyline GT-R pertama, banyak pabrikan Jepang yang menamai produk mereka dengan nama kebarat-baratan.
Alasannya untuk meningkatkan penjualan mobil mereka di negara barat seperti Eropa dan Amerika.
Langkah tersebut terbukti sukses, bahkan hingga saat ini nama Nissan GT-R jadi salah satu sports car yang banyak diminati para pencinta otomotif.
5. Raja Jalanan dan Sirkuit Jepang
Di negara asalnya, Nissan GT-R pernah mendominasi balap mobil touring Jepang, sampai membawa beban berat 50 kg sebagai penalti karena menang terus.
Jadi ceritanya, Jepang memiliki seri balap mobil toruing bernama JGTC atau Japan Grand Touring Championship, sebelum berubah nama jadi Super GT tahun 2005.
Dalam debutnya di Super GT 2008, Nissan GT-R langsung menang pada seri pembuka di sirkuit Suzuka, finish 1-2 untuk Nissan.
Tampil dominan dalam balapan pembuka, akhirnya membuat semua mobil Nissan GT-R yang ikut, menerima penalti tambahan berat 50 kg berdasarkan regulasi Super GT. (*)