Solo KLB Corona
Harus Pakai APD 3 Jam, Petugas Ambulans Solo Ini Antar Jenazah Covid-19 sampai ke Pusara
Dr Agus Setyo Utomo harus menahan panas selama memakai alat pelindung diri (APD) selama 3 jam.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dr Agus Setyo Utomo harus menahan panas selama memakai alat pelindung diri (APD) selama 3 jam.
Itu dilakukannya saat mengantarkan dan memulasarakan jenazah pasien Covid-19 ke tempat peristirahatan yang terakhir sekira Rabu (1/4/2020).
Peluh pun tak henti-hentinya membasahi mata dan hidungnya, itupun tak boleh diusapnya sebelum tugas usai.
• BREAKING NEWS: Kasus Positif Corona di Klaten Bertambah 2 Orang, 1 Pasien Klaster Ijtima Ulama Gowa
Daerah Grompol, Kabupaten Sragen menjadi satu di antara banyak lokasi yang pernah dituju Agus tatkala memulasarakan pasien Covid-19.
Pasien itu sempat dirawat di sebuah rumah sakit rujukan daerah Kota Solo.
"Memakai APD yang komplit ternyata bukan hal yang mudah, itu panas sekali," aku Agus kepada TribunSolo.com, Sabtu (18/4/2020).
• 7 Cara Mengetahui Orang Berkata Jujur atau Bohong, Perhatikan Mimik Wajahnya
"Selain itu, panas mengakibatkan keringat, rasanya seperti mandi, basah semua, muka basah, saat kena mata itu rasanya pedas, mau buka mengelap tidak boleh," imbuhnya membeberkan.
Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo itu mengatakan apa yang dialaminya bukan seberapa dibanding tenaga medis di ruang isolasi pasien Covid-19.
Ya, mereka bahkan bisa bekerja selama lebih dari 3 jam dan harus pakai APD dalam penanganan pasien.
• Sumbang Receh Rp 1,1 Juta untuk Beli APD via Polresta Solo, Dua Bocah Ini Relakan Tabungan Setahun
"Saya itu cuma tiga jam, tidak minum, tidak pipis dan sebagainya masih kuatlah, tenaga medis sungguh berat sekali, bisa 7 sampai 8 jam," kata dia.
"Berat sekali makai APD berat, apalagi yang menangani," tambahnya.
Tak hanya panas, kesedihan juga harus ditahannya tatkala melihat proses pemulasaaran jenazah yang hanya dihadiri satu dua orang perwakilan keluarga.
• Kepala UPT Museum Keris Solo Klaim 3 Satpam dan Tukang Becak yang Dipukuli Sudah Berdamai
"Maaf sekali awalnya banyak tetangga datang dan ikut menggali makam, ketika mayatnya datang masyarakat pergi semua," ujar Agus.
Di antaranya, itu terjadi saat dirinya memulasarakan jenazah di Grompol, Kabupaten Sragen sekira pukul 14.00 WIB.