Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tukang Becak Dipukuli Satpam

Keluarga Tukang Becak Korban Dugaan Penganiayaan 3 Satpam di Museum Keris Solo Bantah Sudah Berdamai

Keluarga tukang becak mengaku belum ada kata damai atas perlakuan dugaan penganiayaan yang dilakukan 3 oknum satpam di pos satpam Museum Keris Solo.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/tangkapan layar video
Tangkapan layar dari video seorang tukang becak yang dikira maling tengah dipukuli satuan pengamanan (satpam) di depan pos satpam Museum Keris Solo pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keluarga Ngadino Cipto Wiyono mengaku belum ada kata damai atas perlakuan dugaan penganiayaan yang dilakukan 3 oknum satpam di pos satpam Museum Keris Solo.

Menantu Ngadino, Toni Hardiyanto menepis pihak keluarga telah menyatakan damai atas kasus tersebut. 

"Belum ada," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

Ayahnya Jadi Korban Penganiayaan 3 Satpam di Museum Keris Solo, Keluarga Mengeluh Layanan Kepolisian

Cerita Lengkap Kasus Tukang Becak Dipukuli yang Sita Perhatian Ganjar Pranowo, Begini Versi Korban

Toni mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan. 

"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.

Toni kemudian dibantu seorang yang diduga Bhabinkamtibnas Grogol melapor ke Polresta Solo. 

"Sabtu sekira pukul 14.00 WIB buat laporan ke Polresta Solo," katanya. 

Pihak keluarga sampai saat ini tengah menunggu proses lanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ngadino. 

"Masih nunggu proses dari pihak Polres Solo," ujar Toni. 

"Nanti mediasi dulu tidak apa-apa, pihak keluarga nuntut keadilan," tandasnya.

Viral Tukang Becak Dikira Maling Dipukuli Satpam di Museum Keris Solo, Ini Penjelasan Polsek Laweyan

Tak Cuma Ditampar, Perawat yang Laporkan Oknum Satpam ke Polisi Juga Diancam Dibunuh

Video Satpam Pukuli Tukang Becak Viral

Video seorang tukang becak Ngadino Cipto Wiyono yang tengah 'dihakimi' tiga satuan pengamanan (satpam) di depan pos satpam Museum Keris Solo viral di media sosial (medsos) hingga menjadi perhatian Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Dugaan penganiayaan terjadi pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB di museum yang berada di Jalan Bhayangkara Nomor 2, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Namun video berdurasi 30 detik itu viral pada Minggu (19/4/2020) setelah tersebar di berbagai akun medos baik lokal maupun nasional.

Dengan sangat jelas seorang tukang becak yang dituduh pencuri babak belur dihajar tiga orang satpam.

Saat itu satpam mengintrogasi tukang becak Ngadino Cipto Wiyono, warga Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Sembari minta maaf karena kencing melewati pagar, Ngadino justru dihadiahi bogem mentah dan tendangan.

Bahkan seorang yang membawa kayu pramuka menyarangkan ke leher korban.

Kasus Mesum Mobil Bergoyang di Mall Solo, Polisi Periksa Saksi,Satpam Sebut Pengemudi Sempat Panik

5 Fakta Meninggalnya Ibunda Nunung Srimulat di Solo: Sakit Kanker Lidah dan Dimakamkan Hari Ini

"Biasa wae, an**** kau," ucap seorang satpam dengan nada emosi yang melontarkan kata-kata hewan tidak senonoh.

Saat dikonfirmasi Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwono, jike video yang viral benar adanya di wilayahnya.

"Kejadian itu benar, tetapi itu hanya kesalahpahaman," ungkap Ari kepada TribunSolo.com, Minggu (19/4/2020).

Menurut dia, tukang becak sempat melompat pagar ke museum milik Pemkot Solo itu tanpa izin.

"Alasannya ingin kencing, lalu satpam curiga, dikirannya ingin melakukan kejahatan lalu satpam ini main hakim sendiri," kata Ari.

Bahkan polisi yang piket saat itu datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengecek keadaan dan mediasi kedua belah pihak.

"Kami langsung adakan mediasi dan keduanya saling memaafkan," ujar Ari.

Ari mengatakan tidak ada ganti rugi dalam hasil mediasi saat itu.

"Tidak ada kompensasi, karena kedua belah pihak sama-sama orang kurang mampu," tutur Ari.

Ari menjelaskan bahwa menurutnya kedua belah pihak sama-sama melakukan kesalahan.

"Dari satpam yang main hakim sendiri hingga lakukan penganiayaan, dari tukang becak sendiri, ia masuk tanpa izin," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved