Viral Tinggal di Becak Solo
Kakaknya Kena PHK, Kini Giliran Adiknya Juga Alami Nasib Serupa, Kini Ikut Menggelandang di Solo
Lis (22) adalah adik kandung Dul Rohmat, pria asal Grobogan yang tinggal di rumah becak dan hidup menggelandang semenjak musibah pandemi Corona.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Ia bergantung hidup dari para dermawan yang berbagi sembako maupun takjil, dari situlah keluarga kecilnya dapat makan.
Berjalan berpuluh kilometer rupanya membuatnya kewalahan, pembagian sembako yang berganti tempat tak mungkin ia datangi secara tangkas dan cepat hanya dengan jalan kaki.
"Ada orang yang nyaranin kita untuk sewa becak," aku dia.
"Jadi kemana mana bisa cepet kalau ada pembagian sembako dan makanan," katanya.
Berbekal informasi seadanya, ia menyewa becak di Daerah Pulomanan Solo, harga sewanya Rp 5000 per hari.
Harga sewa ia tebus dengan sembako yang ia dapat sehari-hari.
Dengan kendaraan roda tiga itu, ia tak lagi jalan kaki.
• Cerita Didi Kempot di Kampung Solo, Gigih Tekuni Musik Campursari, Tak Mau Dompleng Kakaknya Mamiek
Sejak saat itu, ia dan keluarganya punya rumah tinggal sederhana bernama "Rumah Becak"
"Sudah hampir sebulan ini nyewa becak, kami tinggal di sini untuk tidur dan makan," katanya.
"Untuk bayar kita jual sembako yang kita dapat," kata dia.
Bahkan saat malam hari, singgasana kursi becak yang cukup empuk direlakannya demi si kecil danistrinya bisa terlelap tidur.
Terlebih terkadang tidak mendapat apa-apa, sehingga Dul Rohmat harus menahan perut kosongnya.
Sementara dia dan anaknya sulungnya tidur di emperan toko atau bangunan seadanya yang penting tidak kehujanan.
"Tidur di mana saja yang penting bisa," akunya. (*)