Solo KLB Corona
Pria yang Akan Jual Ginjal Jadi ODP Tanpa Gejala, DKK Klaten Minta Isolasi Mandiri 14 Hari di Rumah
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten menetapkan status pria penjual ginjal Pasca Frans Larry Oktavianus (39) menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten menetapkan status pria penjual ginjal Pasca Frans Larry Oktavianus (43) menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Klaten, Anggit Budiarto penetapan status ODP karena Frans yang di Dukuh Karangasem, Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan dari zona merah Semarang.
"Warga atas nama Frans Larry Oktavianus kami minta untuk lakukan isolasi mandiri selama 14 hari," ungkap dia, Kamis (7/5/2020).
Anggit yang juga Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Klaten menjelaskan, Larry wajib tinggal di rumah selama 14 hari dan harus mentaati aturan isolasi.
• Update Corona Solo 7 Mei 2020 : Ada 2 Pasien Positif Asal Nusukan & Joyotakan, Total Jadi 25 Kasus
• Update Corona Klaten 7 Mei,Sepekan Tak Ada Penambahan Kasus Positif, Hanya OTG & ODP yang Naik Turun
Meskipun Anggit mengatakan Larry masuk dalam ODP tanpa ada gejala apapun.
"Dia kami masukkan ODP tanpa gejala," ucap Anggit.
Adapun saat ini kondisi Larry masih baik-baik saja.
"Namun walaupun kondisi dia baik, dia harus tetap jalani isolasi mandiri," kata Anggit.
Pulang dari Semarang
Frans Larry Oktavianus (43), pria yang berniat jual ginjal karena dirumahkan dari pekerjaanya akibat imbas Corona kecewa tidak bisa bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.
Ya, dia mengaku padahal sudah berjalan kaki dari rumahnya di Dukuh Karangasem, Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten sejak Sabtu (2/5/2020) hingga berada di kawasan Semarang Senin (4/5/2020).
"Saya sudah ke kantor Gubernur Jateng dan mencoba menemui Ganjar pukul 10.00 WIB hari Senin (4/5/2020), tapi tak bertemu," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/5/2020).
Frans mengatakan tak bisa menemui orang nomor satu Provinsi Jateng itu untuk mengeluarkan unek-uneknya karena ketatnya penjagaan.
"Selain ketat dalam penjagaan, di sana ternyata gak sembarangan bisa temui pak Ganjar," kata Larry.
Setelah tidak bisa menemui Gubernur Ganjar, ia mengaku sempat kecewa dan langsung pulang menunju Klaten.
• Pasca Tak Bisa Temui Ganjar, Pria yang Jual Ginjal Akan Fokus Berwirausaha di Tengah Pendemi Corona
• Kesaksian Pria Jual Ginjal Klaten Kecewa Tak Bisa Temui Ganjar Padahal Sudah Jalan Kaki ke Semarang
"Saya berjalan kaki hingga Katedral Semarang di dekat wisma perdamaian untuk meminta bantuan, namun nihil, setelah itu saya lanjutkan perjalanan," ucap dia.
Namun karena tidak mendapatkan keinginnnya untuk menyampaikan unek-uneknya, dia lantas melanjutkan perjalanan naik bus sampai Ungaran dan setibanya dari itu melanjutkan jalan kaki.
Saat di pabrik Sido Muncul, ia tawarin boncengan motor oleh orang yang sedang lewat.
"Saya mendapat boncengan motor sampai Terminal Salatiga," tuturnya.
Setelah sampai ke terminal, ia menaiki bus lagi sampai Kartasura.
"Setelah naik bis lagi dan sampai Kartausura, saya berjalan kali lagi sampai rumah," ujarnya.
Frans menegaskan kembali apa yang dia lakukan bukan karena ingin mencari sensasi semata.
"Saya lakukan hal ini, dari keprihatinan saya karena saya harus membiayai cukup banyak anak, empat orang," jelas dia.
"Satu anak saya di sekolah khusus ditengah saya harus dirumahkan dan tidak memperoleh gaji, bukan karena hanya cari sensasi saja," tegasnya.
Bahkan kini dia bingung mau bekerja apa setelah dirumahkan akibat pandemi Corona di salon mobil di Sleman DIY.
Saat ini, Larry sedang jalani isolasi mandiri di rumahnya karena habis bepergian dari kawasan merah Corona. (*)