Virus Corona
Merasa Tak Berhak, Ibu Rumah Tangga Kembalikan Bantuan Dari Pemerintah: Masih Banyak yang Butuh
"Saya kembalikan ini sembako sebab saya merasa tidak berhak dan masih banyak warga yang membutuhkan" kata Irma.
TRIBUNSOLO.COM - Sifat Ibu rumah tangga bernama Irma Daeng Simba (36), warga Dusun Bontocinde, Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan patut di tiru.
Dia tak mau menjadi serakah akan bantuan sembako di tengah pandemi corona saat ini.
Dalam aksinya, ibu rumah tangga ini mengembalikan bantuan dari pemerintah karena merasa tidak berhak menerima.
• Mengenal Bahaya Minyak Jelantah Bagi Kesehatan, Bisa Sebabkan Kanker hingga Penyakit Jantung
• Promo Online Book Fair Gramedia Diskon Besar-besaran 24 April-31 Mei 2020! LOGIN www.gramedia.com
Tak tahan menyaksikan tetangganya kelaparan di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mengembalikan bantuan sembako dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Jumat, (8/5/2020).
Ibu rumah tangga tersebut adalah Irma Daeng Simba (36), warga Dusun Bontocinde, Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ia mendatangi kantor desanya pada pukul 13.00 WITA, Jumat (8/5/2020).
Ia datang dengan menjinjing paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng, telur serta mie instan yang beberapa jam lalu diterimanya.
Paket sembako tersebut dikembalikan guna diberikan kepada warga lainnya yang lebih membutuhkan.
"Saya kembalikan ini sembako sebab saya merasa tidak berhak dan masih banyak warga yang membutuhkan" kata Irma.
Di hadapan petugas Irma mengaku tak tega menyaksikan tetangganya kelaparan sebab putusnya mata pencaharian seiring dengan berjalannya PSBB.
Sulit cari nafkah saat PSBB
Irma sendiri sebenarnya bukanlah warga yang berkecukupan, bahkan ia terdaftar sebagai pemegang kartu Program Keluarga Harapan (PKH) yang setiap bulannya menerima Bantuan Non Tunai Mandiri (BNPT).
"Saya sendiri adalah penerima PKH dan setiap bulan menerima bantuan dari pemerintah dan itu sudah cukup buat kami," kata Irma.
Meski demikian, di masa PSBB Irma juga mengeluh sulitnya mencari nafkah.
Suaminya, Samad Daeng Situru (38) yang sebelum PSBB berdagang buah mangga kini harus menjadi pengangguran akibat pandemi Covid-19.
Meski demikian, Irma tetap bersyukur lantaran tetap bisa membantu suami mencari nafkah dengan berjualan takjil jelang buka puasa.
"Suami sudah tidak kerja karena tidak bisa keluar rumah untung masuk bulan puasa jadi saya jualan takjil di depan rumah," kata Ibu dua anak ini.