Djoko Santoso Meninggal Dunia
Profil Jenderal (Purn) TNI Djoko Santoso, Alumni SMAN 1 Solo yang Berhasil Jadi Panglima TNI
Djoko Santoso dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (10/5/2020) di RSPAD Gatot Subroto pada pukul 06.30 WIB.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tutik lupa harga kartu-kartu ucapan itu dijual kakak pertamanya tersebut.
"Saya lupa untuk harganya berapa pada waktu itu," katanya.
• Inilah Nasihat yang Terus Diingat Sandiaga Uno dari Almarhum Djoko Santoso Sampai Sekarang
• BREAKING NEWS : Djoko Santoso Mantan Panglima TNI dan Ketua Kampanye Prabowo-Sandi Meninggal Dunia
Djoko kadang juga mengajak teman-teman dikampungnya untuk belajar bersama di rumahnya yang sederhana.
"Waktu SMP-SMA, belajar mengumpulkan teman-teman di sini, bapak sampai menyiapkan meja besar panjang," ujar Tutik.
"Ya, karena anaknya segitu banyaknya, paling ya seminggu sekali, bapak juga menemani waktu belajar," tambahnya.
Tutik tidak menampik cara mendidik kedua orang tuanya saat masih hidup menjadi satu di antara faktor kesuksesan yang diterima anak-anaknya kini, tak terkecuali Djoko Santoso.
Ditambah lagi, kedua orang tuanya memiliki tanggungan 10 anak dan tidak ingin merepotkan tetangga.
"Bapak-ibu hebat, beliau orang tidak mampu selalu berusaha untuk membiayai kesepuluh anaknya, tidak merepotkan orang sekitar, itu luar biasa," ucap Tutik.
"Ternyata bisa jadi orang semua," tandasnya.
Dia menyebut usai kakaknya baru mulai merantau untuk mengawali karier militer dari pendidikan Akademi Militer (Akmil) di Magelang sekitar tahun 1970-an.
"Sampai akhirnya Mas Djoko jadi Panglima TNI," jelasnya.
• Saksi Mata Ungkap Kronologi Kebakaran Indomaret Laweyan Solo, Sempat Terdengar Ledakan Keras 6 Kali
Perjalanan Karier Djoko Santoso
Dikutip dari TribunnewsWiki Djoko Santoso mengawali karier militernya setelah lulus dari pendidikan Akademi Militer di magelang pada 1975.
Pria kelahiran Surakarta, 8 September 1952 ini banyak mengikuti kursus kemiliteran di antaranya, mengikuti Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (Sussarcabif) pada 1976.
Setelah itu mengikuti Kursus Lanjutan Perwira Tempur (Suslapapur) pada 1987.