Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 22.271, Masyarakat Diminta Tak Saling Menyalahkan

“Kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah di Tanah Air ini pada orang-orang yang perlu kami pantau sebanyak 42.551 orang, sementara PDP yang

Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Dalam keterangan persnya Achmad Yurianto menyampaikan sebanyak empat orang dinyatakan suspect virus Corona karena telah melakukan kontak langsung dengan warga Depok yang positif sebelumnya dan mengalami gejala-gejala awal seperti Influenza yang kini tengah diobservasi dan menunggu hasil pasti dari pemeriksan laboratorium. 

Selain itu, ada masyarakat yang “bandel” karena tidak mengikuti protokol untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Masih ada orang tanpa gejala atau sumber penularan penyakit yang masih berada di tengah-tengah masyarakat,” kata dia.

“Masih ada masyarakat yang rentan untuk tertular ini (Covid-19) karena masih melaksanakan kontak dekat, masih melaksanakan kegiatan berkerumun, tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker, tidak rajin mencuci tangan,” sambung dia.

Tinggalkan pola lama

Tak dipungkiri, pandemi Covid-19 mengubah cara hidup masyarakat termasuk dalam merayakan hari raya Idul Fitri.

Yuri menyatakan, memang berat untuk meninggalkan tradisi yang biasanya dilakukan saat Idul Fitri.

Misalnya mudik, anjangsana atau kunjungan dalam rangka silaturahim, serta berjabat tangan.

 
Namun, hal itu menjadi tantangan bersama apabila publik ingin menaklukkan pandemi Covid-19.

“Inilah tantangan kita bersama. Cobaan ini harus kita jalani apapun yang terjadi, kalau kita menginginkan sesegera mungkin kita bisa mengendalikan (pandemi) ini,” kata Yuri.

Karena itu, ia mengajak masyarakat meninggalkan cara berpikir dan bertindak lama ketika pandemi belum terjadi.

“Pahami bahwa dalam situasi yang saat ini terjadi, kita tidak boleh menggunakan cara pikir, cara tindak seperti situasi di masa-masa lalu,” katanya

Yuri menegaskan, situasi yang sedang dihadapi belum normal.

Ke depannya, tak menutup kemungkinan akan ada tahapan-tahapan yang cukup berat.

Untuk mengantisipasi wabah yang berkepanjangan, ia meminta masyarakat memiliki paradigma baru.

"Kita harus membuat paradigma baru, kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan kita menuju ke kebiasaan yang baru," ujar Yuri.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved