Berita Solo Terbaru
Tak Hanya Sepeda, Penjualan Tanaman di Pasar Nongko Juga Meroket, Sehari Bisa 100 Pembeli
"Kalau waktu awal, turunnya bisa sampai 50 persen lebih, ini alhamdulillah bisa naik 150 sampai 200 persen dibandingkan hari biasa," tandasnya.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tidak hanya penjualan sepeda yang meningkat beberapa waktu terakhir ini, ternyata tanaman hias juga mengalami peningkatan.
Sejumlah penjual tanaman di sebelah barat Pasar Nongko, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo kini mendapatkan durian runtuh akibat pandemi Corona.
Pasalnya, tanaman mereka kini laku diburu para pembeli yang sudah merasa bosan dengan aktivitas di rumah.
• Kak Seto Beri Nasehat soal Masalah Keluarga Krisdayanti, Raul Lemos, Aurel dan Azriel
• Mengapa Manusia Tak Pernah Melihat Alien? Begini Penjelasan Ahli Fisika
Para pembeli pun tampak mencermati seksama tanaman-tanaman yang ingin dibeli.
Bahkan, beberapa diantaranya menawar supaya harga seusai dengan biaya di kantong.
Penerus Toko Bunga Mawar Bapak Ngatijo, Yusup Adrian menuturkan persentase penjualan tanaman di tokonya meningkat tajam dibanding awal-awal pandemi Corona.
Itu terhitung sejak sepekan menjelang Lebaran hingga saat ini.
"Awal-awal pandemi Corona, penjualan sempat menurun karena orang tidak ke luar rumah," tutur Yusup kepada TribunSolo.com, Minggu (14/6/2020).
"Seminggu sebelum lebaran penjualan meningkat, mungkin orang-orang sudah bosan, ingin mencari kesibukan dengan bertanam," papar dia.
"Kalau waktu awal, turunnya bisa sampai 50 persen lebih, ini alhamdulillah bisa naik 150 sampai 200 persen dibandingkan hari biasa," tandasnya.
Yusup mengaku kini rata-rata pembeli yang datang bisa mencapai 50 sampai 100 orang per harinya.
"Kalau orang rata-rata mungkin sekitar 50 sampai 100 orang per harinya, awal awal pandemi dulu 5 sampai 10 orang," aku dia.
"Pemasukan pun alhamdulillah juga naik, rata-rata Rp 1 juta ada per harinya, kalau dulu cuma sekitar Rp 500 ribuan saja," tambahnya.
Selain itu, tingginya pembeli berdampak pada waktu buka toko yang kini menjadi lebih panjang.
"Kalau hari biasa itu, kadang ramainya cuma saat weekend, kalau ini alhamdulillah setiap hari ramai terus," ucap Yusup. (*)