Soroti Pasar Basah di Vietnam yang Jual Anjing dan Katak yang Dipotong Secara Sadis, Ini Kata WHO
Sebuah video juga menunjukkan organ dalam katak berceceran di lantai ketika seorang pekerja membuangnya ke keranjang sampah yang kotor.
Sementara itu, terkait wabah virus corona, sekolah-sekolah di Vietnam sebelumnya telah ditutup dan para wisatawan telah diberlakukan karantina selama 14 hari selama masa puncak pandemi.
Angka infeksi virus corona di Vietnam memang rendah, sebanyak 355 kasus infeksi tanpa 1 pun angka kematian.
Pemerintah Vietnam sedang mempertimbangkan larangan perdagangan satwa liar, tetapi tidak jelas apakah hanya akan mencakup spesies reservoir virus seperti kelelawar dan trenggiling atau termasuk lainnya.
Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc menugaskan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan untuk membuat rencana sebelum 1 April namun proposal tersebut telah ditinggalkan.
China adalah satu-satunya negara yang menerapkan larangan berskala besar terhadap perdagangan satwa liar sejak wabah virus corona dimulai.
Sementara organisasi konservasi termasuk PETA dan Open Cages menyerukan untuk mengakhiri semua pasar basah. WHO sendiri tampaknya mendukung seruan itu namun mundur sampai 9 Mei lalu.
CEO Open Cages Connor Jackson mengatakan, "Kapan kita akan mengerti? Wabah Covid-19 telah mengungkap betapa rapuh, kejam dan berbahayanya pasar basah.
Kita tidak bisa mengabaikan kesejahteraan hewan dan keselamatan umat manusia di tangan peraturan yang tidak efektif."
Jackson juga mengatakan bahwa larangan pasar basah yang menjual satwa secara kejam akan mengurangi risiko pandemi secara signifikan. "Kami mendesak pemerintah Vietnam untuk segera menutup fasilitas ini."
Video yang merekam aktivitas di pasar basah Vietnam itu beredar antara Februari sampai Maret 2020 silam namun baru dirilis kemarin Kamis (2/7/2020).
Aktivis mengatakan pasar tetap terbuka tetapi lokasinya tidak diungkapkan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anjing dan Katak Dipotong secara Sadis di Pasar Basah Vietnam"