Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Bisnis Properti Tertekan Dampak Pandemi, Pengembang Solo Raya Wait and See

Menurut Anthony wajar apabila terjadi penundaan pengembangan proyek-proyek baru dan penurunan penjualan rumah di tahun 2020.

Penulis: ytz | Editor: Ryantono Puji Santoso
Dok Primer Eka Properti
Ilustrasi: Pameran properti Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (9/2/2018). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Yudie Thirzano

TRIBUNSOLO.COM, SURAKARTA - Tren penjualan properti hunian di wilayah Solo Raya (Kota Surakarta dan sekitarnya) diyakini mengalami tekanan berat akibat Pandemi Covid-19.

Pengembang perumahan Anthony Abadi Hendro Prasetyo yang juga satu di antara kandidat Ketua REI Jawa Tengah mengungkapkan bahwa pengembang terus menunggu perkembangan di sektor perbankan terutama terkait penyaluran kredit perumahan.

Menurut Anthony wajar apabila terjadi penundaan pengembangan proyek-proyek baru dan penurunan penjualan rumah di tahun 2020.

BREAKING NEWS : Kasus Corona Solo Meroket, Tambah 18 Kasus Positif Hari Ini

Seusai Jujur soal Dinda Hauw dan Rey Mbayang, Rizky Billar Ulang Tahun, Begini Perlakuan Sahabatnya

"Kami wait and see. Adanya Pandemi Covid-19 ini membuat perbankan membatasi penyaluran kredit KPR hanya pada konsumen dengan pendapatan tetap bulanan," kata Anthony kepada TribunSolo.com, Jumat (10/7/2020).

Konsumen yang termasuk dalam kelompok berpendapatan tetap bulanan (fixed income) di antaranya adalah PNS, pekerja swasta berstatus karyawan tetap, serta anggota TNI dan Polri.

"Perbankan juga masih banyak fokus melayani restrukturisasi kredit," kata Anthony.

Menurut Anthony, dampak dari Pandemi Covid-19 membuat daya beli konsumen properti turun tajam.

Fenomena yang paling mudah dijumpai adalah pada beberapa industri perusahaan memutuskan pemotongan gaji, serta merumahkan karyawan yang berimbas pada penurunan pendapatan karyawan.

Menurut Anthony, penurunan daya beli ini terjadi baik di kelas perumahan mewah, menengah hingga rumah sederhana, dan kelas rumah bersubsidi.

"Rumah bersubsidi di area Solo Raya dari target 6.000 unit tahun ini akan sulit tercapai. Bila bisa terjual separohnya saja sudah amat bagus," kata Anthony yang juga mantan Ketua REI Solo Raya.

Bisnis perumahan di Solo Raya yang semula diyakini akan berkembang seiring pembangunan jalan tol Trans Jawa, justru mengalami kelesuan di tahun 2020.

"Mestinya pembangunan jalan tol bisa membuat sektor properti bergairah di wilayah Solo Raya misalnya di utara dan barat," kata Anthony.

Diketahui, kawasan Solo Raya menjadi kawasan yang dilintasi jalur tol Trans Jawa ditandai beroperasinya pintu Tol di Colomadu (Karanganyar), Ngemplak (Boyolali), Mojosongo (Boyolali), Kebakramat (Karanganyar), dan pintu tol Sragen di kawasan paling timur Solo Raya.(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved