Proyek Tol Solo Jogja
Imbas Pembangunan Tol Solo-Jogja, Berkembang Isu Tanah di Kapungan Klaten Diharagai Rp 2 Juta/Meter
Namun sejumlah warga telah mendengar isu yang simpang siur terkait nilai ganti untung dari lahan persawahan yang telah dipasangi patok.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Proyek pembangunan tol Solo - Jogja bakal melintasi Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Hal tersebut nampak dari pemberian patok disejumlah lahan, yang rencananya akan dibangun jalan tol tersebut.
Hingga saat ini, dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) belum merilis nilai ganti untung yang akan diberikan kepada pemilik lahan yang terimbas pembangunan tol Solo - Jogja.
Namun sejumlah warga telah mendengar isu yang simpang siur terkait nilai ganti untung dari lahan persawahan yang telah dipasangi patok.
• Curhat Fendi Warga Kapungan Klaten, 2 Sawah Warisannya Dipasangi Patok Pembangunan Tol Jogja-Solo
• 3 Pasien Corona Klaten Terbebas dari Jeratan Virus,Boleh Pulang Tapi Tetap Karantina 7 Hari di Rumah
• Penampakan Patok Proyek Tol Solo-Jogja yang Sudah Ditancapkan di Sawah Milik Warga Polanharjo Klaten
• Bak Artis Papan Atas, Nenek Youtuber Viral Asal Klaten Mbah Minto Kini Punya Asisten Pribadi
Menurut Fendi (34), warga Dukuh Bekilen, Desa Kapungan, di desanya telah berkembang isu jika harga per meter untuk lahan persawahan sekitar Rp 2 Juta.
"Muncul asumsi di masyarakat terhadap harga lahan persawahan 1 patok dengan luasan minimal 2.000 meter persegi di Desa Kapungan sebelumnya memiliki nilai jual sekitar Rp 300 juta." katanya.
"Namun ada juga informasi yang berkembang di desa, jika harga permeternya mencapai Rp 2 juta," imbuhnya.
Lebih lanjut, Fendi mengungkapkan, dalam konsultasi publik yang dia ikuti, agenda belum sampai membahas soal nilai ganti untung.
Fendi sendiri masih menunggu tahapan hingga penilaian dari KJPP terhadap lahan persawahan yang dimilikinya itu.
"Saya sendiri masih menunggu tahapan dari pihak KJPP terhadap lahan persawahan warisan saya." ucapnya.
"Disitu baru akan diketahui apakah nanti ganti untung yang diterimanya nanti layak atau tidak," tambahnya.
Dua lahan persawahan milik Fendi sendiri terdampak pembangunan jalan Tolo Solo - Jogja.
Dia mengaku masing-masing tanahnya seluas 2400 meter persegi dan 700 meter persegi.
Fendi berhara, pihaknya mendapatkan ganti untung dari pembebasan lahan warisannya.
"Nantinya akan saya belikan lahan sebagai penggantinya," tandasnya. (*)