Proyek Tol Solo Jogja
Jelang Ganti Rugi, Makelar Tanah Berkeliaran Rayu Warga Klaten yang Terdampak Proyek Tol Solo-Jogja
"Kami meminta untuk para warga yang nantinya terdampak proyek ini, untuk tetap bersabar," kata Winoto saat menghadiri sosialisasi dan konsultasi.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Broker atau makelar berkeliaran di kawasan yang terdampak proyek pengerjaan Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten.
Asisten 3 Sekda Pemkab Klaten, Sri Winoto menerangkan, pihaknya menghimbau masyarakat yang wilayahnya terdampak proyek Tol Solo-Jogja tidak mudah percaya dengan tawaran broker atau makelar.
"Kami meminta untuk para warga yang nantinya terdampak proyek ini, untuk tetap bersabar," kata Winoto saat menghadiri sosialisasi dan konsultasi publik proyek jalan Tol Solo-Jogja, Kamis (13/8/2020).
• Syarat Bagi Korban PHK dan Ibu Rumah Tangga untuk Mendapatkan Kredit Bunga 0 Persen
• Dugaan Pemalsuan Dukungan Bajo Penantang Gibran di Pilkada Solo, Bawaslu Sudah Periksa Pelapor
Lebih lanjut Winoto menyarankan untuk tidak mudah percaya dengan tawaran dari broker, sehingga mengikuti alur yang sudah ada.
"Tetap ikuti alur yang sudah ditetap ada, jangan percaya dengan tawaran broker," sarannya.
Kades Malangjiwan, Suprianto mengatakan wilayahnya yang terdampak proyek jalan tol sekira 5 hektar terdiri dari 71 bidang meliputi area persawahan 40 bidang dan perumahan warga 31 bidang.
"Untuk rumah warga kami yang terdampak ada 31 rumah, di RT 02, RW 08 Dukuh Karangmojo," kata Supri.
Dikatakan, Suprianto mengaku warganya tidak keberatan dengan rencana proyek tol.
"Tidak ada yang protes, malah warga menantikan informasi ini," ujar Supri.
Supri memastikan proyek ini tidak berdekatan dengan sumber mata air di desanya.
• Bajo Calon Independen Ungkap Ada yang Ingin Menjegal Agar Tak Bisa Tanding Lawan Gibran Anak Jokowi
• Ditabrak Pickup, Pengendara Motor Honda Beat di Klaten Luka Parah, Darah Keluar di Hidung & Telinga
Mengingat di desa ini ada Umbul Brintik yang selalu dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan sawah, hingga objek wisata pemandian.
"Nantinya untuk lintasan jalan tol di di wilayah desa kami, hanya berupa jalan lurus saja, jaraknya cukup jauh sekitar 500 meter dari umbul Brintik," jelas Supri.
Terlihat fasilitas umum yang terdampak, Supri mengatakan ada satu masjid dan tower pamasimas (penampungan air).
"Untuk tower, masih bisa dipindah lokasinya, karena hanya menampung, bukan menjadi pusat sumber sjmber air," tutur Supri. (*)