Kisah Anak Pemulung di Boyolali Jadi Lulusan Terbaik di Kampus, Orangtua Hanya Bergaji Rp 500 Ribu
Ayahnya yang bernama Juman (50) setiap bulan hanya mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 500 ribu.
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI -- Tak pernah ada di pikiran Nurpitasari jika ia bisa menjadi mahasiswa dan mampu menyelesaikan kuliah.
Bukan tanpa alasan, Nurpitasari merasa kemampuan ekonomi orangtuanya pas-pasan.
• Beredar Video Viral Mahasiswa Unesa Dibentak Senior saat Ospek Daring, Ini Kata Pihak Kampus
• Rincian Subsidi Kuota Pemerintah, Siswa Dapat Kuota Internet 35 GB dan Mahasiswa 50 GB per Bulan
Orangtua Nurpitasari sehari-hari bekerja sebagai pemulung.
Ayahnya yang bernama Juman (50) setiap bulan hanya mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 500 ribu.
Sementara ibunya, Tumiah (43) bekerja sebagai pengasuh anak dan pembantu rumah tangga.
"Uang dari bapak dan ibu memang habis buat makan."
"Jadi saya sangat bersyukur bisa kuliah dan mendapat prestasi membanggakan," jelasnya saat dihubungi, Kamis (17/9/2020).
Perempuan asal RT 18/RW 09 Banjarsari, Gubug, Cepogo, Kabupaten Boyolali ini kuliah di Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Jurusan D3 Keperawatan.
Dia mengandalkan Beasiswa Bina Lingkungan.
Saat diwisuda pada Rabu (16/9/2020), Nurpitasari meraih predikat sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,70.
Dia mengaku selama kuliah banyak perjuangan yang dilalui.
"Saya masih punya adik, jadi akhirnya saya konsen kuliah dengan mencari tambahan biaya sendiri," jelasnya.
Nurpitasari sempat bekerja sebagai buruh pabrik selama tiga bulan.
"Memang kalau biaya kuliah gratis, tapi kalau ada tugas atau kegiatan yang membutuhkan biaya, saya tidak mungkin minta orangtua."
"Akhirnya bantu-bantu dosen, bisa buat fotocopy atau nge-print," papar Nurpitasari.