Proyek Tol Solo Jogja
Sah! 50 Desa yang Ada di 11 Kecamatan di Kabupaten Klaten Resmi Terdampak Proyek Tol Solo-Jogja
Ganjar Pranowo menetapkan lokasi melalui Surat Keputusan (SK) bernomor 590/48 Tahun 2020 tanggal 15 September 2020 tentang Penetapan Lokasi (Penlok).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Kami meminta untuk para warga yang nantinya terdampak proyek ini, untuk tetap bersabar," kata Winoto saat menghadiri sosialisasi dan konsultasi publik proyek jalan Tol Solo-Jogja, Kamis (13/8/2020).
• Syarat Bagi Korban PHK dan Ibu Rumah Tangga untuk Mendapatkan Kredit Bunga 0 Persen
• Melly Goeslaw Persiapkan Pilkada, Gaungkan Wajib Jogging dan Pilates Setiap Hari
Lebih lanjut Winoto menyarankan untuk tidak mudah percaya dengan tawaran dari broker, sehingga mengikuti alur yang sudah ada.
"Tetap ikuti alur yang sudah ditetap ada, jangan percaya dengan tawaran broker," sarannya.
Kades Malangjiwan, Suprianto mengatakan wilayahnya yang terdampak proyek jalan tol sekira 5 hektar terdiri dari 71 bidang meliputi area persawahan 40 bidang dan perumahan warga 31 bidang.
"Untuk rumah warga kami yang terdampak ada 31 rumah, di RT 02, RW 08 Dukuh Karangmojo," kata Supri.
Dikatakan, Suprianto mengaku warganya tidak keberatan dengan rencana proyek tol.
"Tidak ada yang protes, malah warga menantikan informasi ini," ujar Supri.
• Mantap, Polisi Sebut Sudah Menangkap Maling yang Memecah Kaca Mobil di Delanggu Klaten
• Viral, Aksi Maling dengan Pacah Kaca Mobil di Dlanggu Klaten Terekam CCTV
Supri memastikan proyek ini tidak berdekatan dengan sumber mata air di desanya.
Mengingat di desa ini ada Umbul Brintik yang selalu dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan sawah, hingga objek wisata pemandian.
"Nantinya untuk lintasan jalan tol di di wilayah desa kami, hanya berupa jalan lurus saja, jaraknya cukup jauh sekitar 500 meter dari umbul Brintik," jelas Supri.
Terlihat fasilitas umum yang terdampak, Supri mengatakan ada satu masjid dan tower pamasimas (penampungan air).
"Untuk tower, masih bisa dipindah lokasinya, karena hanya menampung, bukan menjadi pusat sumber sjmber air," tutur Supri. (*)