Sejarah Kota Solo
Monumen Tentara Pelajar Sanggarahan Sukoharjo : Kisah Gugurnya 6 Tentara Pelajar di Kebun Tebu
Monumen Tentara Pelajar Sanggarahan Sukoharjo : Kisah Gugurnya 6 Tentara Pelajar di Kebun Tebu
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
Jasa-jasa perjuangan mereka sewaktu menjaga kemerdekaan Indonesia banyak yang terlupakan oleh para pemuda bangsa saat ini.
Hal itu diceritakan oleh Joko Ramlan, sosok veteran dan mantan anggota tentara pelajar.
Salah satu hal yang terlupakan adalah keberadaan bangunan Monumen Tentara Pelajar di Sukoharjo.
Pada awal tahun 2000-an Joko bersama rekan-rekannya rajin mengunjungi tempat itu.
Mereka melakukan napak tilas, ziarah, dan juga upacara.
Kegiatan itu dilakukan bersama masyarakat sekitar dan dibarengi dengan konvoi karnaval.
Diharapkan para masyarakat bisa meneruskan jejak aktivitas yang mereka lakukan.
Akan tetapi, rencana tersebut hanya menjadi angan belaka.
Karena sejak tahun 2015, aktivitas bersama masyarakat di sekitar monumen mulai menyepi dan hilang satu persatu.
Kerjasama dengan pihak pemerintah seperti kelurahan dan kecamatan tidak berjalan mulus.
Di saat para mantan prajurit tentara pelajar tidak sanggup meneruskan kegiatan, pihak pemerintah juga ikut untuk tidak melanjutkan.
Hal inilah yang membuat prihatin Joko, karena khawatir generasi saat muda saat ini akan lupa dengan perjuangan bangsa sebelumnya.
Sikap pernyataan Joko Ramlan tersebut dibenarkan oleh Sumarmi yang bertanggung jawab dan tinggal dekat Monumen Tentara Pelajar.
Saat ini aktivitas dekat monumen sudah sangat sepi, perhatian pemerintah yang tidak serius menjadi penyebabnya.
Dari awal berdiri hingga saat ini tidak ada dana perawatan yang diberikan oleh pemerintah kepada Sumarmi.
Sebagai timbal balik Sumarmi berjualan di sekitar monumen dan memanfaatkan keuntungan hasil jualannya untuk merawat serta memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Di saat Monumen Tentara Pelajar di daerah lain mulai tergusur oleh pembangunan perumahan, Sumarmi masih setia menjaga monumen itu.
Bagi Suwarmi, menjaga monumen itu adalah bentuk tanggung jawab terhadap peninggalan ayahnya di masa lalu.