Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Rahayu Supanggah Tutup Usia

Rahayu Supanggah Berpulang, Protokol Kesehatan Diterapkan di Rumah Duka, Pelayat Wajib Pakai Masker

Protokol kesehatan diterapkan secara ketat di rumah duka Rahayu Supanggah, Benowo RT 06 RW 08, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/ Ryantono Puji Santoso
Para pelayat mendoakan jenazah Rahayu Supanggah yang disemayamkan di rumah duka, Benowo RT 06 RW 08 Ngringo, Jaten, Karanganyar, Selasa (10/11/2020) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR – Protokol kesehatan diterapkan secara ketat di rumah duka Rahayu Supanggah, Benowo RT 06 RW 08, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Dari pantauan TribunSolo.com, pihak keluarga menyedian tempat khusus cuci tangan dan hand sanitizer yang bisa digunakan para pelayat yang datang.

Para pelayat tampat tertib menerapkan protokol kesehatan. Mereka tampak mengenakan masker dan tetap menjaga jarak antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada sesi berjabat tangan.

Pihak keluarga tetap mengingatkan para pelayat untku tetap menjaga jarak.

Baca juga: Pakaian Serba Hitam, 11 Pesinden Nyanyikan Gending Ciptaan Rahayu Supanggah : Penghormatan Terakhir

Baca juga: Lagi, Kabar Duka dari Keraton Solo : Putri Paku Buwono XII GKR Sekar Kencono Meninggal Dunia

"Sesuai yang dianjurkan pemerintah, kami terapkan protokol kesehatan," kata Putra kedua Rahayu Supanggah, Gandang Warah kepada TribunSolo.com, Selasa (10/11/2020).

"Disediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan," tambahnya.

Penghormatan Terakhir

Sementar itu, gending ciptaan Rahayu Supanggah mengalun merdu di rumah duka mendiang, Benowo RT 06 RW 08 Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Selasa (10/11/2020).

Dari pantauan TribunSolo.com, gending tersebut dinyanyikan kurang lebih 11 pesinden dengan diiringi alunan gamelan yang berpadupadan.

Para pesinden tampak mengenakan dominan pakaian serba hitam sementara para pengrawit mengenakan pakaian berwana ungu.

Putra kedua Rahayu Supanggah, Gandang Warah mengatakan permainan alunan gending ini sebagai penghormatan terakhir terhadap mendiang.

"Penghormatan terakhir untuk Bapak, ada karawitan," jelas dia kepada TribunSolo.com. 

Gandang mengaku masih mengingat kata-kata terakhir yang diucapkan mendiang.

Baca juga: Kabar Duka, Maestro Gamelan Asal Solo Rahayu Supanggah Tutup Usia, Sempat Dirawat di Rumah Sakit

Baca juga: Kabar Duka dari UNS Solo : Setelah Dosen FH, Kini Pejabat LPPM Meninggal Dunia karena Covid-19

Kata-kata itu disampaikan Rahayu Supanggah sebelum menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Selasa (10/11/2020).

"Bapak katakan, titip rumah, ya, le (titip rumah ya nak)," kata Gandang menirukan ayahnya.

Gandang mengatakan tidak ada sakit yang diderita ayahnya tersebut.

Hanya saja sebelum meninggal Sang Maestro menunjukkan gejala seperti stroke. 

"Tambah bapak tidak mau makan jadi makin drop," jelas dia. 

"Apalagi usianya juga sudah tua," papar dia. 

Meninggal di Rumah Sakit

Sebelumnya, dunia seni Indonesia berduka. Sosok maestro Gamelan Rahayu Supanggah tutup usia pada Selasa (10/11/2020) dini hari. 

Seniman asal Solo itu meninggal pada usia 71 tahun seusai menjalani perawatan di  Rumah Sakit Brayat Minulya Solo pukul 02.45 WIB. 

Pria yang juga seorang dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini sudah lama berkecimpung di dunia seni. Namanya pun dikenal dunia. 

Rektor ISI Solo Guntur membenarkan kabar duka meninggalnya Rahayu Supanggah

"Benar tadi kami sudah dapat kabar itu," jelas Guntur kepada TribunSolo.com, Selasa (10/11/2020). 

Baca juga: Kabar Duka, Model Dylan Sada Meninggal Dunia, Ceritanya Sempat Viral karena Pernah Alami KDRT

Baca juga: Lagi, Kabar Duka dari Keraton Solo : Putri Paku Buwono XII GKR Sekar Kencono Meninggal Dunia

Dia mengatakan, pemakaman akan dilakukan pada siang ini pukul 14.00 WIB. 

"Beliau akan dimakamkan di Astana Loyo Benowo," jelas Guntur. 

Guntur mengatakan, ISI Solo kehilangan seorang sosok seniman, dosen, dan guru terbaik. 

"Beliau meninggal bertepatan dengan hari pahlawan, 10 November 2020. Semoga beliau dimasukan dalam golongan pahlawan," kata dia. 

"Jasa beliau luar biasa, dalam dunia seni," papar dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved