Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2020

WA Elite Timses Bajo Penantang Gibran Dibajak, Tanya Lagi di Mana & Minta Transferan Jutaan Rupiah

Adapun orang itu bergerilya pada Kamis (12/11/2020) malam dengan melancarkan aksi mengirim pesan secara acak ke banyak nomor.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Nomor telepon personel Humas Tim Pemenangan Bagyo Wahyono - Fx Supardjo (Bajo), Hendri Hendardi diduga dibajak oknum tak bertanggungjawab, Kamis (12/11/2020) malam. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Nomor WhatsApp (WA) Humas Tim Sukses (Timses) Pemenangan Bagyo Wahyono - Fx Supardjo (Bajo), Hendri Hendardi dibajak orang misterius.

Adapun orang itu bergerilya pada Kamis (12/11/2020) malam dengan melancarkan aksi mengirim pesan secara acak ke banyak nomor.

Di antaranya dikirim ke nomor reporter TribunSolo.com dan banyak ke media-media lain.

Nomor telepon WA berseri +6281248510933 miliknya itu sempat menghubungi jurnalis TribunSolo.com melalui aplikasi perpesanan online sebagai berikut.

Baca juga: Kontroversi Bajo saat Debat: Ingin Bangun Rumah di Bantaran Bengawan Solo, Sempat Ditimpali Gibran

Baca juga: 5 Fakta Debat Perdana Pilkada Solo 2020, Ada Pernyataan Kontroversial Bajo yang Bikin Gibran Heran

"Lgi di mna", tulisnya mengawali.

Kami kemudian coba menanyakan keperluan dari oknum tersebut. 

"Bs mnta tlg dlu sebntr," tulisnya. 

Oknum tersebut kemudian menjelaskan keperluannya menghubungi kami. 

Ia mengaku ingin meminjam sejumlah uang dengan total besaran Rp 3 juta karena sedang ada urusan mendadak. 

"Punya saldo di atmnya bisa sya pinjm dlu buat transfer bsk pagi saya ganti paling lmbat jam 9," tulisnya. 

Kami kemudian berusaha menegaskan kembali keperluan oknum tersebut meminjam sejumlah uang. 

"Mau bantu apa tdk," tulisnya. 

Selain kami, beberapa nomor telepon juga dihubungi oknum tersebut melalui Whatsapp.

Iapun juga melakukan hal yang sama, yakni meminta pinjaman sejumlah uang untuk segera ditransfer. 

Oknum tersebut sempat memberitahukan rekening tujuan transfer sejumlah uang itu. 

"An mirna yani
BANK BNI
Rek. 1131663451," tulisanya.

Ia juga meminta calon korban untuk memfoto bukti transfer bila sudah mengirimkan jumlah uang yang diminta. 

Baca juga: Gibran - Teguh Janji Gandeng Kaum Difabel, Bagyo Sindir : Mudah-Mudahan Betul Terlaksana

Baca juga: Pasca Kelelahan Lakoni Debat, Bagyo Ngaku Masih Kuat Blusukan Door to Door, Temui Tokoh Masyarakat

Saat dikonfirmasi Ketua Timses Pemenangan Bajo, Robert Hananto membenarkan nomor telepon Hendri dibajak orang tidak bertanggung jawab secara misrterius.

"Hampir pukul 24.00 WIB, nomornya di-hack," terang Robert kepada TribunSolo.com, Jumat (13/11/2020).

Robert mengatakan pelaku meminta nomor-nomor yang ada dikontak Hendri untuk mengirimkan sejumlah uang dalam nominal tertentu. 

Termasuk, anggota ormas pendukung Bajo, Tikus Pithi Hanata Baris. 

"Nomornya sudah dinonaktifkan. Sekarang beliaunya sudah memakai nomor yang baru," katanya. 

Untuk besaran yang diminta kepada sejumlah korban, Robert belum bisa memastikannya.

"Belum ada yang bilang berapa-berapanya," ujar dia. 

"Anggota Tikus Pithi hampir dimintai mulai dari pembina wilayah hingga struktutal dimintai semua, tapi belum tahu sudah terlanjut transfer atau belum," tambahnya. 

Robert mengatakan nomor lama Hendri pun sudah dikeluarkan dari beberapa grup Whatsapp, tak terkecuali Tim Pemenangan Bajo. 

"Nomornya dikeluarkan tim dari grup, sudah dimatikan juga," tandasnya.

Debat Pilkada Gibran vs Bajo

Pasangan calon dalam Pilkada Solo 2020 selesai melakoni debat perdana, Jumat (6/11/2020).

Debat yang berlangsung 2 jam pada pukul 19.00-21.00 WIB itu mempertemukan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa vs Bagyo Wahyoni-FX Supardjo.

Pasca debat usai, Bagyo Wahyono dilaporkan sakit dan berhalangan untuk menjawab pertanyaan awak media sehingga terburu-buru masuk mobil dan pulang.

Baca juga: Penilaian Pakar Psikologi Politik UNS Pasca Gibran Jalani Debat : Lebih Siap, Gayanya Mirip Jokowi

Baca juga: Achmad Purnomo Mantan Rival Gibran Blak-blakan Tak Saksikan Debat Pilkada Solo 2020, Ini Alasannya

Itu disampaikan Ketua Tim Pemenangan Pasangan Bajo, Sigit Prawoso.

"Mohon maaf teman-teman media, karena Pak Bagyo kondisinya kurang begitu memungkinkan kesehatannya, jadi setelah acara ini beliau meminta untuk langsung meninggalkan tempat tidak bisa bertemu dengan panjenengan semuanya," kata Sigit.

"Mungkin untuk debat berikutnya bisa ketemu lagi," tegasnya.

Hal itu berlawanan dengan pesaingnya dari nomor urut 1, yakni Gibran-Teguh.

Bahkan Gibran dan timnya langsung menggelar jumpa pers untuk menjawab pertanyaan awak media yang sudah menunggu sejak awal debat.

Paslon yang diusung PDIP itu mengaku siap untuk langsung blusukan besok, Sabtu (7/11/2020).

"Ini saya dan Pak Teguh mohon izin untuk istirahat dulu, besok blusukan lagi," ungkap Gibran.

Saat disinggung kepuasan debat yang berlangsung, putera sulung presiden Joko Widodo itu mengaku menyerahkannya pada warga Solo.

Termasuk beberapa pertanyaanya yang ditanggapi oleh pesaingnya, Bagyo Wahyono.

"Kalau soal itu biar warga Solo yang menilai," pungkasnya.

Baca juga: Selvi Ananda Tak Ikut Antar Gibran ke Arena Debat Pilkada, Ketua PDIP Solo FX Rudy Juga Tak Terlihat

Baca juga: Pernyataan Kontroversial Bajo Bikin Gibran Keheranan : Bangun Rumah kok di Bantaran Sungai?

Sempat Terpancing Emosinya

Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka nyaris terpancing emosinya saat mendapatkan pertanyaan dari Bagyo Wahyono soal perannya untuk milenial.

Dalam sesi debat perdana Pilkada Solo 2020 di The Sunan Hotel Solo pada Jumat (6/11/2020), anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu giliran menjawab pertanyaan pesaingnya.

Saat itu pasangan independen, Bagyo tukang jahit menanyakan, "Saya hanya pengen tanya, saya mau tanya, njenengan (kamu) jargonnya milenial, lha apa yang pernah njenengan lakukan untuk pembangunan di Kota Solo tentang milenal?," kata Bagyo.

Baca juga: Pernyataan Kontroversial Bajo Bikin Gibran Keheranan : Bangun Rumah kok di Bantaran Sungai?

Baca juga: Selvi Ananda Tak Ikut Antar Gibran ke Arena Debat Pilkada, Ketua PDIP Solo FX Rudy Juga Tak Terlihat

Calon AD 1 yang berpasangan dengan Teguh Prakosa itu lantas menjawab jika di era kini sudah 4.0 dan disrupsi, maka akan membangun kreatif art hingga hard skill dengn menyediakan fasilitas sablon, mesin jahit dan 3D.

"Juga soft skill melalui pengembangan marketing dan membantu perolehan izin usaha," aku dia.

Bahkan menurut dia, anak muda di Solo potensial dan mampu membuat ekosistem bisnis.

"Sebenarnya bukan hanya anak-anak milenail saja," jelasnya.

Namun Bagyo menyela dan tampak tak puas sehingga mempertanyakan maksud yang dijelaskan Gibran kepadanya.

"Itu nanti apa yang sudah? Maksud saya yang sebelum ini, apa mas Gibran lakukan? sebelum ini, bukan nanti," katanya melempar lagi pertanyaan kepada Gibran.

Gibran tampak buru-buru menjawab dengan nada tinggi sempat terpancing pertanyaan menggelitik Bagyo.

"Terima kasih Pak Bagyo," tuturnya.

"Yang sebelum ini, saya memulai usaha umur 23 tahun, di media orang tahunya saya jualan martabak," ungkap dia dengan berapi-api.

"Saya punya bisnis-bisnis lain, kalau dihitung pegawai saya banyak sekali, makanya saya nyemplung ke politik agar bisa bermanfaat untuk orang yang lebih banyak lagi," terangnya.

"Mungkin konribusi saya belum banyak, ke depan bisa lebih lagi, mohon doanya!," papar Gibran dengan menggelegar.

Kontroversi Bajo Independen

Debat Calon Wali Kota Solo antara paslon Gibran Rakabuming - Teguh Prakoso dan Bagyo Wahyono - FX Supardjo diwarnai sejumlah pertanyaan menarik.

Dari salah satu pertanyaan itu, paslon Bagyo-Supardjo melontarkan keinginan yang kontroversial, bila terpilih menjadi pemimpin Kota Solo nantinya.

Baca juga: Selvi Ananda Tak Ikut Antar Gibran ke Arena Debat Pilkada, Ketua PDIP Solo FX Rudy Juga Tak Terlihat

Baca juga: Pertanyaan dan Jawaban Pertama Gibran di Debat Calon Wali Kota : Narkoba di Solo Harus Disikat!

Para paslon itu menjawab keluhan warga Solo yang belum punya rumah.

Nah, mewakili pasangan Teguh-Gibran, Teguh Prakosa menjawab rusunawa atau rumah susun sederhana sewa menjadi pilihan pas bagi warga Solo yang belum punya rumah.

"Solo itu terlalu sempit. Kalau bangun rumah datar ya tidak bisa, jadi rusunawa adalah jawabannya,"

"Ke depan kita bisa membangun lagi di wilayah Mojosongo. Rusunawa bis ajadi jawaban untuk keluhan warga yang belum punya rumah," kata Teguh.

Nah, saat diberi gantian menjawab, Supardjo yang mewakili pasangan Bagyo-Supardjo atau Baji mengatakan, bila rusunawa merupakan model rumah yang terlalu tinggi untuk Kota Solo yang sempit.

Supardjo mengatakan, daerah bantaran sungai di Solo bisa dibangun untuk pemukiman penduduk.

"rusunawa terlalu tinggi, sehingga bisa ditambahkan di bantaran sungai. Sungai diberi talud dan sebagainya, sehingga bisa dibuatkan rumah di bantaran sungai, sehingga ada ruang bagi keluarga yang belum punya tempat tinggal," kata Supardjo.

Bagyo juga menambahkan.

"Saya sudah survey, ke daerah Semanggi. Itu kan masih luas sekali tanahnya,"

"Kita akan rembug bareng dengan warga Solo. Tanah seluas ini bisa didirikan rumah," kata Bagyo.

Jawaban paslon Bajo ini pun membuat Gibran dan Teguh keheranan.

Gibran pun mengungkapkan keheranannya saat diberi kesempatan untuk mengomentari jawaban pasangan Bajo.

"Baik Pak Bagyo, kembali ke masalah rumah yang didirikan di bantaran Sungai. Ini semua kota sudah membersihkan,"

"Ini kok Pak Bagyo akan membangun di bantaran sungai, ini apa nggak melanggar regulasi yang ada?," tanya Gibran.

Meski demikian, pertanyaan ini tidak bisa lagi dijawab oleh paslon Bagyo-Supardjo karena waktu yang sudah habis. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved