Update Gunung Merapi
Kisah Mbah Narto yang Kekeuh Tak Mau Mengungsi saat Merapi Siaga:Nek Gununge pun Mulai, Kulo Mlayu
Mbah Narto tak bergeming dan tetap ingin bertahan di kediamannya. Ia masih menunggu tanda-tanda Gunung Merapi.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ilham Oktafian
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang warga lanjut usia, Narto Pawiro (90) masih enggan meninggalkan kediamannya yang ada di Dusun Setabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Ia masih belum mau diungsikan ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) Desa Tlogolele.
Meskipun, status Gunung Merapi saat ini sudah dinaikkan dari waspada menjadi siaga III.
Sejumlah relawan dan pihak kepolisian sudah membujuknya untuk mau dibawa ke TPPS.
Baca juga: Begini Kerja Petugas BPPTKG Saat Aktivitas Merapi Meningkat, 24 Jam Memelototi Data: Ini Tak Mudah
Namun, mbah Narto, sapaan akrabnya, masih kekeh bertahan digubuk tuanya.
"Dimintai berkahnya di sana (TPPS), di sana sudah ada anak - cucu di sana. Mohon maaf, simbah saya antar turun,ya," kata seorang relawan, Jumat (13/11/2020).
Hati mbah Narto tidak luluh. Ia tetap kekeh bertahan di rumahnya.
"Saya disini hidup sendiri. Nanti siapa yang mengerjakan pekerjaan saya," tuturnya.
Seorang relawan tetap berusaha membujuknya supaya mau dievakuasi ke TPPS.
"Nanti sehari dua hari lagi terus kembali ke sini tidak apa-apa. Maremi rasa pak lurah. Nanti kalau mau turun atau mau naik, akan diantar," ucapnya.
Mbah Narto tak bergeming dan tetap ingin bertahan di kediamannya. Ia masih menunggu tanda-tanda Gunung Merapi.
"Nek gununge pun mulai, kulo tak mlayu. Nek gununge mboten mulai kulo mboten mlayu (Kalau gunungnya sudah erupsi, saya langsung lari, kalau gunungnya belum, saya tidak lari)," katanya.
Para relawan memilih tidak memaksakan mbah Narto untuk turun ke TPPS Desa Tlogolele.
Sementara itu, Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan pihaknya memang tidak akan memaksakan warga untuk segera mengungsi ke TPPS.