Penanganan Covid
Sragen Berpotensi Jadi Zona Merah Jika Kasus Covid-19 Naik Tak Biasa, Ini Antisipasi Plt Bupati
Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh Pemkab yakni jika ada hajatan namun tidak menerapkan protokol kesehatan akan dilaporkan ke Satgas Covid-19.
"Tidak bisa kalau Dinkes jalan sendiri untuk memutus mata rantai Covid-19," jelasnya.
Untuk itu, tiap-tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) akan dilibatkan untuk membina suatu wilayah di setiap kecamatan.
"Dalam rangka akselerasi memberikan kepastian bahwa satgas tingkat kecamatan dan desa bergerak secara masif melakukan pencegahan Covid-19," kata dia.
Masing-masing SKPD akan melakukan supervisi tugas-tugas kecamatan dan satgas desa.
"Tugasnya memberikan peringatan ke hajatan atau sebuah acara perekonomian yang tidak menegakkan protokol kesehatan," paparnya.
Direktur RSUD Positif
Jumlah warga Kabupaten Sragen yang tertular Covid-19 terus bertambah.
Kali ini seorang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soeratno Gemolong ikut terpapar Covid-19.
Sekretaris Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Sragen, Tatag Prabawanto menuturkan, ada tiga tenaga medis yang terpapar Covid-19 pada Senin (16/11/2020).
Tenaga medis tersebut salah satunya yakni direktur RSUD Soeratno Gemolong yakni dr. Agus Trijono.
"Benar dia terpapar, untuk penularan dari mana kami tidak tahu,” ujar dia kepada TribunSolo.com.
Dikatakan pria yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen itu menyebut, jika Pemkab sudah melakukan tracing guna mencegah penularan yang lebih banyak.
Dia menyebut, saat ini dr. Agus Trijono masih menjalani isolasi di RSUD Gemolong.
"Doakan saja lekas pulih, sudah isolasi mandiri di ruang isolasi RSUD Gemolong,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Plt Bupati Sragen Dedy Endriyatno, menurutnya, siapapun yang bekerja di rumah sakit berpotensi tertular Covid-19.