Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dampak Pandemi Covid-19, Ekonomi Negara Anggota G-20 Masih Rapuh, Termasuk Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi di negara yang tergabung dalam G20 sudah mengalami pembalikan, termasuk Indonesia.

Editor: Agil Trisetiawan
(The Verge)
Ilustrasi pekerja pabrik 

TRIBUNSOLO.COM - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun ini digelar secara virtual melalui konferensi video  Sabtu (20/11/2020).

Serjumlah negara anggota G20 melakukan pembahasan berbagai sektor, termasuk sektor ekonomi dan permasalahan Covid-19.

Anggota G20 sendiri meliputi Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Cina, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi di negara yang tergabung dalam G20 sudah mengalami pembalikan, termasuk Indonesia.

Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank dunia itu mengaku, pembalikan masih sangat rapuh, dan jauh dari titik normal.

"Meskipun pada kuartal ketiga banyak perekonomian di negara G20 sudah menunjukkan adanya pembalikan, namun itu masih sangat awal dan masih sangat rapuh," kata Sri Mulyani dalam konferensi virtual usai pelaksanaan KTT G20, Minggu (22/11/2020).

Baca juga: Fakta Dibalik Pesta Pernikahan Anak Pejabat di Limapuluh Kota Dibubarkan Polisi, Sudah Diperingatkan

Baca juga: Mendikbud Nadiem Makarim soal Belajar Tatap Muka Januari 2021: Kewenangan Pemerintah Daerah

Baca juga: Satgas Covid-19 : Tolong, Jangan Kecewakan Kerja Keras Tenaga Medis Selama Ini

Baca juga: Daftar UMK 2021 di 35 Kota/Kabupaten di Jawa Tengah: Kota Semarang Tertinggi, Terendah Banjarnegara

Oleh karena itu, semua negara perlu melangkah bersama untuk menangani Covid-19 dan mengendalikan perekonomian.

Kebijakan-kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi harus terus dilakukan.

Kebijakan tidak bisa ditarik atau dihentikan terlalu dini.

"Artinya kebijakan fiskal, moneter, dan regulasi sektor keuangan harus tetap dijalankan sampai ekonomi betul-betul pulih secara kuat," ucap wanita yang akrab disapa Ani ini.

Lebih lanjut Ani mengungkap, KTT juga membahas mengenai pembiayaan vaksin Covid-19 dan bagaimana caranya agar negara berkembang turut mendapat akses vaksin.

Untuk mendapat akses vaksin, maka peranan lembaga-lembaga multilateral menjadi kunci.

Mereka harus memberikan dukungan pendanaan bagi negara-negara berkembang atau negara miskin untuk mendapatkan vaksin.

"Akses vaksin ini penting karena tidak akan ada pemulihan ekonomi di seluruh dunia sampai seluruh negara mendapatkan akses vaksin tersebut," pungkas Ani.

Vaksin untuk Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved