Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sri Mulyani Sebut Ketersedian Vaksin Corona Sebagai Awal Pemulihan Ekonomi, Jadi Bahasan di KTT G20

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pentingnya ketersediaan vaksin Covid-19 bagi seluruh dunia untuk mendorong pemulihan ekono

Editor: Agil Trisetiawan
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Mentri Keuangan Sri Mulyani. 

TRIBUNSOLO.COM - Perekonomian nasional tengah babak belur dengan adanya pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pentingnya ketersediaan vaksin Covid-19 bagi seluruh dunia untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Sebab, tanpa vaksin Covid-19 ini, pandemi akan terus berlanjut dan menekan perekonomian.

Oleh sebab itu, akses mendapatkan vaksin menjadi salah satu fokus pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini yang diselenggarakan secara virtual oleh Arab Saudi pada Sabtu dan Minggu (21-22 November 2020).

"Akses vaksin menjadi penting, karena tidak akan ada pemulihan ekonomi di seluruh dunia sampai seluruh negara mendapatkan akses vaksin tersebut," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers usai menghadiri KTT G20, dikutip Minggu (22/11/2020).

Baca juga: Kisah Dibalik Foto Kakek 89 Tahun Terbaring Lemas di Kasur Rumah Sakit yang Viral di Media Sosial

Baca juga: Cerita Nur Khamid Dapat Rejeki Nomplok, Temukan Uang Puluhan Juta Rupiah di Saluran Irigasi

Baca juga: Warga Kaget Temukan Pensiunan Guru Tinggal Kerangka Duduk di Kursi, Diduga Sudah Meninggal 5 Bulan

Baca juga: Terkuak, Pedagang Kelontong di Sukoharjo Gantung Diri karena Tak Kuat Rawat Suami Sakit Stroke

Ia menjelaskan, dalam pertemuan tersebut terdapat dua fokus pembahasan yaitu finance track dan sherpa track.

Fokus pada finance track adalah mengenai upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi, termasuk pembiayaan bagi vaksin, yang tentu memakan sumber daya yang sangat besar.

Maka dalam hal ini, dibahas mengenai bagaimana negara-negara di seluruh dunia, terutama negara berkembang, bisa mendapatkan akses vaksin Covid-19.

"Di sinilah letak peranan dari lembaga-lembaga multilateral menjadi sangat penting, bagaimana mereka bisa memberikan dukungan pendanaan bagi negara-negara berkembang atau negara miskin, sehingga seluruhnya mendapatkan vaksin," jelas dia.

Sri Mulyani mengatakan, dalam pertemuan antar menteri keuangan negara-negara G20 tersebut, diakui bahwa pandemi telah memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian setiap negara.

Sehingga diperlukan upaya bersama untuk penanganan Covid-19 agar ekonomi kembali pulih.

"Covid-19 telah menyebabkan dampak yang sangat-sangat luar biasa di berbagai negara" ucap dia.

"Oleh karena itu, semua negara melakukan kebijakan bersama-sama untuk menangani Covid-19 dan mengendalikan perekonomian agar pulih kembali," terangnya.

Pernyataan WHO Soal Vaksin

Menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin bukan jalan terakhir untuk menyudahi pandemi Covid-19.

Ia berpendapat vaksin tidak akan dengan sendirinya menghentikan pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (16/11/2020).

Pandemi Covid-19 berkecamuk berbulan-bulan virus tersebut merebak di Wuhan China pada Desember 2020.

Kasus infeksi Covid-19 pun melonjak melewati angka 54 juta orang dan merenggut lebih dari 1,3 juta nyawa di seluruh dunia.

"Vaksin akan melengkapi alat lain yang kami miliki, bukan menggantikannya," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Vaksin sendiri tidak akan mengakhiri pandemi," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: Terkuak, Pedagang Kelontong di Sukoharjo Gantung Diri karena Tak Kuat Rawat Suami Sakit Stroke

Baca juga: Mendikbud Nadiem Makarim soal Belajar Tatap Muka Januari 2021: Kewenangan Pemerintah Daerah

Baca juga: Satgas Covid-19 : Tolong, Jangan Kecewakan Kerja Keras Tenaga Medis Selama Ini

Baca juga: Daftar UMK 2021 di 35 Kota/Kabupaten di Jawa Tengah: Kota Semarang Tertinggi, Terendah Banjarnegara

Data WHO untuk Sabtu (14/11/2020), menunjukkan 660.905 kasus virus corona dilaporkan terjadi dalam 24 jam, ini rekor harian tertinggi.

Jumlah itu melampui kasus harian pada Jumat (13/11/2020), 645.410 kasus dan melewati rekor harian tertinggi sebelumnya sebanyak 614.013 yang tercatat pada 7 November lalu.

Tedros mengatakan pasokan awal vaksin akan ditujukan untuk petugas kesehatan, orang tua, dan kelompok rentan lainnya.

"Itu mudah-mudahan akan mengurangi jumlah kematian dan memungkinkan sistem kesehatan untuk mengatasinya," katanya.

Meskipun sudah ada vaksin, penyebaran virus belum tentu berakhir.

"Pengawasan perlu dilanjutkan, orang masih perlu diuji, diisolasi dan dirawat, kontak masih perlu dilacak dan individu masih harus dirawat," ujarnya.

Sebelumnya WHO terus memperingatkan seluruh negara agar warganya mematuhi protokol kesehatan.

Apalagi sejauh ini masih belum pastinya ketersediaan vaksin Covid-19.

Sejauh ini, WHO mencatat pengujian vaksin baru mencapai fase ketiga sehingga vaksin Covid-19 versi sempurna belum ada hingga saat ini.

Karenanya, WHO mengimbau agar negara-negara menerapkan aturan ketat untuk menegakkan protokol kesehatan berupa penggunaan masker, menjaga jarak sosial (social distancing), mencuci tangan, memakai masker di ruang publik dan transportasi publik.

WHO pun meminta negara-negara untuk memperbanyak pengujian Covid-19.

“Pesan kami kepada Pemerintah dan masyarakat jelas: “lakukan semua (protokol kesehatan),” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebagaimana dilansir Reuters beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, pemerintah lewat Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan protokol kesehatan 3M yaitu Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak.

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Makanya, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Tak Ada Pemulihan Ekonomi Sampai Seluruh Negara Dapat Vaksin ", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/11/22/113100226/sri-mulyani--tak-ada-pemulihan-ekonomi-sampai-seluruh-negara-dapat-vaksin-.
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Erlangga Djumena

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved