Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Konsumsi Susu Campur Narkoba Sejak Bayi, Bocah 8 Tahun Ini Diduga Kleptomania, Sudah 23 Kali Mencuri

Untuk diketahui kleptomania merupakan gangguan kontrol impuls yang membuat seseorang memiliki dorongan tak tertahankan untuk terus mencuri.

Tribun Jatim
Ilustrasi mencuri 

TRIBUNSOLO.COM - Seorang anak berusia 8 tahun diduga jadi kleptomania.

Untuk diketahui kleptomania merupakan gangguan kontrol impuls yang membuat seseorang memiliki dorongan tak tertahankan untuk terus mencuri.

Baca juga: Sederet Tanda yang Menunjukan Jantung Sedang Bermasalah, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Bocah asal Nunukan, Kalimantan Utara ini tercatat melakukan aksi pencurian hingga 23 kali, dengan hasil curian jutaan rupiah.

Anak yang diduga kleptomania itu berinisial B.

Saking nakalnya anak itu, balai rehabilitasi pun menyerah dalam menanganinya. Rupanya, ada kisah memilukan di balik sikap B yang disebut nakal di luar nalar.

Karena masih berusia 8 tahun, B mendapatkan perlakuan berbeda oleh pihak berwajib.

Pemerintah Kabupaten Nunukan berusaha merehabilitasi B agar sikapnya bisa berubah menjadi lebih baik.

Akhir Desember 2019, Pemkab Nunukan melalui Dinsos mengirimnya ke Balai Rehabilitasi Sosial di Bambu Apus Jakarta.

Akan tetapi, rehabilitasi baru 6 bulan berjalan, pihak balai memulangkannya karena kenakalan B yang dianggap sudah di luar nalar.

Padahal, biasanya 6 bulan adalah waktu yang cukup untuk menangani seseorang.

Sekretaris Dinas Sosial Yaksi Belaning Pratiwi mengatakan, B selama direhabilitasi memang tidak menunjukkan tanda-tanda membaik.

Bahkan di balai rehabilitasi, B malah sempat mencuri sepeda.

"Di Bambu Apus dia malah mencuri sepeda orang, uang pembinanya dia curi dan dia belikan rokok, lalu dibagi-bagi ke teman-teman di sana dan banyak kenakalan lain. Anak-anak nakal yang tadinya sudah mau sembuh di sana kembali berulah dengan adanya B, itulah kemudian dipulangkan," ujar Yaksi, Kamis (19/11/2020).

Entah apa yang membuat B bisa nakal seperti itu. Namun, kondisi keluarga kemungkinan menjadi faktor penyebabnya.

Fakta mengejutkan diungkap Yaksi. Berdasarkan data Pekerja Sosial (Peksos), ayah B ternyata sering mencampurkan sabu ke susu B sejak berusia 2 bulan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved