Berita Sukoharjo Terbaru
Tak Pelit Ilmu, Pemuda Solo Lulusan Amerika Ini Rela Latih Warga yang Mau Budidaya Lobster Air Tawar
Rumahnya yang berada di Jalan Cemara Raya Cm 7, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo disulap Fendy sebagai lokasi pelatihan.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Meski telah sukses merambah kancah ekspor, Fendy Poernomo (31) tidak pelit membagikan ilmu budidaya lobster air tawar ke sesama yang membutuhkan.
Jasa pelatihan budidaya lobster air tawar perlahan dirintisnya sejak tahun 2018.
Rumahnya yang berada di Jalan Cemara Raya Cm 7, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo disulap Fendy sebagai lokasi pelatihan.
Fendy mengungkapkan kurang lebih 3 ribu orang telah dilatihnya soal budidaya lobster air tawar. Mereka berasal baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kalau yang luar negeri itu ada yang dari Rusia, Turki, dan Malaysia. Paling banyak dari Rusia. Kurang lebih ada 200-an orang," ungkapnya.
Baca juga: Libur Akhir Tahun di Depan Mata, Wali Kota Solo FX Rudy Tegas Jangan Mudik : Tunggu Vaksin Keluar!
Baca juga: Kisah Peternak Lobster dari Solo : Bermodal Rp 5 Juta dan Indukan 10 Ekor, Kini Bisa Ekspor ke Rusia
Fendy mengaku tidak terkendala bahasa apabila dirinya melatih orang luar negeri lantaran dirinya fasih berbahasa Inggris.
"Ada biayanya Rp 500 ribu. Pelatihan seumur hidup, mau datang ke sini terus tanya-tanya tidak ada charge tambahan," akunya.
Lulusan Food Science and Technology Oregon State University tersebut biasanya akan memberikan buku online setebal 200 halaman soal budidaya lobster air tawar.
"Itu bisa dibaca-baca dulu. Untuk yang luar kota saya rekomendasi untuk mengumpulkan pertanyaan sebanyak-banyaknya," kata Fendy.
Sehingga, orang luar kota solo yang datang ke kediaman langsung bisa dijelaskan Fendy.
"Bisa lebih fokus ke yang penting, setelah itu mereka bisa pulang dan bisa bertanya lewat voice note," ucapnya.
Fendy mengaku dirinya biasanya menerima 20 sampai 30 voice note setiap harinya dari orang yang dilatihnya.
"Itu akan saya balas per voice note. Sore hari ketika sudah pulang kerja, sudah rileks mereka bisa buka itu," akunya.
Seusai berhasil mendirikan bisnis, Fendy akan mengajak orang yang dilatihnya bekerja sama sebagai mitra.
"Ketika mereka mau panen saya ambil kemudian dijual. Sekarang sekitar ada 50 mitra. Itu ada yang di dalam dan luar Jawa," ucapnya.
Jatuh Bangun Rintis Bisnis
Bermula dari hobi, Fendy Poernomo (31) memulai bisnis lobster air tawar.
Lulusan Food Science and Technology Oregon State University itu memulai dengan budidaya lobster hias air tawar Procambus clarkii pada tahun 2010.
Budidaya tersebut dimulainya bersama adiknya dengan bermodal Rp 5 juta dan 10 ekor indukan lobster.
Lahan seluas 50 meter persegi disulapnya untuk membangun kolam budidaya seluas 25 meter persegi.
"Namun pasarnya kurang bagus pada saat itu karena peminatnya sedikit," terang Fendy kepada TribunSolo.com, Kamis (26/11/2020).
Selang dua tahun, pria kelahiran Solo, 5 April 1989 itu kemudian mencoba peruntungan dengan budidaya lobster konsumsi.
Itu dimulainya dengan belajar secara otodidak dan belajar dengan peternak yang sudah lama berkecimpung di dunia tersebut.
Belajar ke luar pulau bahkan rela dijabaninya.
Pulau Papua dan Sumatera rela disambanginya untuk menimba ilmu.
Tahun 2016 menjadi waktu Fendy memulai bisnis rintisan budidaya dan penjualan lobster konsumsi.
Lahan belakang rumahnya disulapnya menjadi dua buah kolam guna memisahkan indukan lobster jantan dan betina.
Selain itu, kurang lebih enam aquarium kaca juga berada di lahan belakang rumahnya.
Kesemuanya itu lengkap dengan piranti sejumlah pipa untuk sarang lobster.
Tak hanya rumahnya, lahan bekas pabrik di daerah Desa Lengenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo perlahan ia sulap jadi lokasi budidaya lobster.
Namun langkah Fendy tidak selalu mulus, bapak satu anak itu sempat tidak panen dalam waktu yang lama.
"Itu karena salah ambil indukan, anaknya tidak cepat besar, jadi tidak panen-panen," ucapnya.
Baca juga: Mosaik Seafood : Tempat Jual Ikan, Lobster dan Seafood Segar di Solo, Murah dan Fresh dari Lautan
Baca juga: Gagal Diselundupkan, 32.400 Benih Lobster Dilepas Liarkan
Pernah Gagal Bangkit Lagi
Kegagalan demi kegagalan sempat dirasakannya sebelum akhirnya sukses mendirikan bisnis budidaya dan penjualan lobster air tawar Fendy Farm.
"Awal dulu saya tidak bisa mengukur kadar oksigen dalam air, terus ada yang tidak pakai aerator kemudian saya coba dan gagal," tutur Fendy.
Lobster mati lantaran kena virus maupun hama menjadi satu diantara banyak pengalaman pahit yang dirasakan Fendy.
Fendy tidak masalah dengan kegagalan demi kegagalan yang menerpanya. Itu bisa digunakan menambah pengalaman.
Bisnis budidaya dan penjualan lobster air tawar, ucap Fendy, memiliki peluang yang luas.
Mulai dari bibit, indukan, hingga siap konsumsi bisa dijual dengan varian harga yang berbeda.
"Kalau biasanya jual lobster air tawar konsumsi Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu, biasanya 1 kilogram isi 20 ekor, yang beratnya per ekor 50 gram," kata dia.
"Sementara untuk bibit yang seukuran 3 inci itu kisaran Rp 4 ribu sampai Rp 6 ribu per ekor," tambahnya.
Bisnis budidaya dan penjualan lobster air tawar rintisan Fendy kini telah bisa menyuplai sejumlah warung makan, restoran, dan supermarket.
Selain itu, hasil budidaya bisnis tersebut sekarang sudah bisa diekspor ke sejumlah negara.
"Terakhir ekspor ke Rusia kurang lebih 500 ekor," tandasnya. (*)