Virus Corona
5 Fakta Soal Varian Baru Covid-19 di Inggris, Mampukah Vaksin Bekerja Terhadap Varian Baru?
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Minggu (20/12/2020) mengatakan, varian baru virus corona tak terkendali.
TRIBUNSOLO.COM - Varian baru Covid-19 ditemukan di Inggris beberapa waktu lalu.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Minggu (20/12/2020) mengatakan, varian baru virus corona tak terkendali.
Baca juga: Covid-19 Meroket, Alun-alun Karanganyar Akan Lockdown Total, saat Malam Pergantian Tahun Baru 2021
Pemerintah Inggris pun memberlakukan lockdown ketat saat Natal di London dan Inggris tenggara.
Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai kemunculan varian baru Covid-19 tersebut:
1. Lebih mudah menular
Melansir DW, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru ini 70 persen lebih mudah menular daripada jenis virus yang ada dan tampaknya memicu lonjakan kasus di London dan Inggris selatan.
Namun, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian virus tersebut lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Menanggapi lonjakan itu, Pemerintah Inggris mengumumkan perintah tinggal di rumah untuk warga ibu kota dan Inggris tenggara demi memperlambat penyebaran virus, setidaknya hingga 30 Desember.
"Mengingat seberapa cepat varian baru ini menyebar, akan sangat sulit untuk mengendalikannya sampai kami meluncurkan vaksin," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock kepada Sky News.
Sementara itu, mikrobiologi seluler dari University of Reading, Simon Clarke menjelaskan kepada NBC News bahwa mutasi virus sangatlah umum terjadi.
Ketika virus menyebabkan infeksi dan masuk ke tubuh manusia, mereka mengambil alih sel dalam tubuh untuk memperbanyak diri dan berkembang biak.
Setiap kali virus melakukan itu, ada satu set materi genetik baru yang dibuat untuk setiap virus baru.
"Virus baru pasti lebih "bugar" dari pendahulunya," kata Clarke.
2. Seberapa jauh varian ini sudah menyebar?
Menurut BBC, diperkirakan varian tersebut muncul pada pasien di Inggris atau diimpor dari negara yang kemampuan memantau mutasi virus coronanya lebih rendah.