Berita Sukoharjo Terbaru
Perajin Protes Kedelai Impor AS Mahal Minta Ampun, Pemkab Sukoharjo Ungkap karena Diborong China
Dri informasi yang Pemkab terima, kenaikan kedelai impor ini karena adanya pembelian besar-besaran dari China.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Meroketnya harga kedelai impor membuat perajin tahu dan tempe di Kabupaten Sukoharjo gigit jari.
Perajin mengaku tidak tahu mengapa harga kedelai impor kini bisa melambung tinggi, melebihi harga tertinggi pada tahun 2012 lalu.
Mengingat biasanya Rp 6.000-an per kilogram, kini menjadi Rp 9.000 lebih per kilogram.
Ketua paguyuban Komunitas Usaha Bersama (KUB) Tahu Kartasura Puryono mengatakan, dilihat dari nilai mata uang, nilai dolar saat ini hampir sama seperti nilai dolar pada tahun 2012.
Baca juga: Harga Kedelai Melonjak Hingga Rp 9.300, per kilogram, Perajin Tahu di Salatiga Terancam Gulung Tikar
Baca juga: Imbas Harga Kedelai Impor Naik, Tahu dan Tempe Menghilang, Emak-emak: Uang Belanja Tambah Naik
"Kalau dilihat, nilai dolarnya sama, sekirat Rp14 ribu, dari stok barang sendiri juga ada. Tapi kenapa bisa melambung tinggi harga kedelai impor," kata dia, Senin (1/1/2021).
Harga tertinggi kedelai impor tahun 2012 lalu sebesar Rp8.200 per kilogram, sementara saat ini tembus Rp9.350 per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi (Disdagkop) UKM Sukoharjo, Sutarmo menjelaskan, dari informasi yang ia terima, kenaikan kedelai impor ini karena adanya pembelian besar-besaran dari China.
"China juga mengonsumsi kedelai dalan jumlah besar, mereka juga mengimpor kedelai dari Amerika Serikat," terangnya.
"Jadi kenaikan ini bukan karena stok barang, namun kedelai dari Amerika Serikat ini diborong China," jelasnya.
Agar Indonesia tetap mendapatkan jatah kedelai dari negara Paman Sam, maka harga pokok pembelian kedelai mengalami kenaikan, yang membuat harga kedelai impor ditanah air menjadi tinggi.
"Kita harus bisa segera menyesuaikan diri agar tidak kalangkabut," kata dia.
"Ini permasalahan tingkat nasional, pemerintah daerah tidak bisa menyelesaikan," imbuhnya.
Kendati demikian, Sutarmo mengatakan akan menyampaikan keluh kesah perajin tahu tempe di Sukoharjo ke pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Yang mana, dari Pemprov Jateng nanti akan disampaikan ke Pemerintah Pusat.