Berita Karanganyar Terbaru
Sejarah Komplek Candi Cetho, Tempat Ibadah Umat Hindu di Karanganyar yang Ditemukan Oleh Belanda
Apabila berkunjung ke Candi Cetho tidak banyak pengunjung yang tahu bahwa tempat itu adalah tempat persembahyangan umat agama Hindu.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Agil Trisetiawan
Kain yang memiliki corak hitam putih bak papan catur itu bernama kain kampuh. Dan wajib digunangkan oleh pengunjung ketika memasuki Candi Cetho.
Menurut Wagimin salah seorang koordintor dari Pemuda Hindu Cetho, kain itu diberikan sebagai bentuk penghormatan di tempat ibadah agama Hindu tersebut.
"Sebagai bentuk penghormatan dan bentuk kesakralan terhadap tempat ibadah," katanya kepada TribunSolo.com pada Minggu (10/1/2021).

Pemuda Hindu Cetho menyediakan lebih dari 3000 kain yang dapat digunakan oleh wisatawan secara cuma-cuma.
"Kami menyediakan ini dengan gratis, hanya tulis nama lalu donasi seikhlasnya untuk biaya laundry dan perawatan," terangnya.
Dalam mengenakan kain kampuh tersebut juga ada tata caranya.
Apabila laki-laki maka simpul ikatan diletakkan di depan, sedangkan perempuan diletakkan di samping baik kanan maupun kiri.
"Ikatan simpul itu menjadi pembeda antara laki-laki-laki dan perempuan," ujarnya.
Baca juga: Soal Memberikan Dukungan ke Bhayangkara FC, Ini Jawaban Presiden Pasoepati yang Baru
Baca juga: Hujan Deras, Karanggede Boyolali Banjir, Dua Anak Sempat Terseret Arus dan Berlindung di Pohon
Pihaknya selalu dengan terbuka mengajari wisatawan yang belum bisa mengenakan kampuh dengan benar.
"Kami menyiapkan satu orang khusus untuk mengajari wisatawan mengenakan kampuh agar kencang dan tidak melorot ketika digunakan," ungkapnya. (*)