Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita Anak Punk Bertato Dajjal Putuskan Hijrah dan Jadi Marbot: Momen Ramadhan Jadi Titik Balik

Tak ada kesan sangar jika telah mengenal Yuda, demikian dia disapa. Yuda telah menjalani proses panjang hingga memutuskan berhijrah.

Editor: Ilham Oktafian
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Ahmad Nur Kusuma Yuda di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan. 

"Saya tidak menyesal dan tak ada niat menghapus. Biar tahu zaman jahiliyah kita. Jadi kita tahu sudah kembali ke jalan yang benar. Nanti biar nanti di akhirat saja yang tahu itu salah dan benar," ungkapnya.

Baca juga: Fakta Dibalik Tewasnya Perempuan di Hotel Palembang, Ternyata Dibunuh Teman Kencannya yang Kesal

Koleksi tato di tubuhnya tidak lepas dari kehidupan Yuda yang bergaul dengan anak punk.

Padahal sebelumnya, dia merupakan santri saat duduk di bangku taman kanak-kanak dan SD di Klaten.

Lulus SD, Yuda melanjutkan pendidikan di pesantren dakwah di Salatiga.

Dia kemudian kabur karena tidak betah hingga memilih hidup di jalan sebagai anak punk.

"Dulu saya pernah kabur dari pesantren. Memilih hidup di jalan. Nyari teman ke Semarang, lalu ke Jakarta. Terus jalan ke Merauke, Bali, dan Aceh," jelas Yuda.

Yuda pun mencari uang dengan cara mengamen, tukang tato dan berjualan kaus.

"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaus buat hidup dan ngamen di jalan," ucap dia.

Renungan sebelum Ramadhan

Akhirnya dia memutuskan untuk kembali mendalami ilmu agama yang sudah lama dia tinggalkan.

Dia kembali ingat-ingat hafalan surat Al Quran yang sebetulnya sudah mencapai 24 juz semasa di pesantren.

Dia juga menemui para ulama untuk memperdalam ilmu agamanya dan berharap dapat berdakwah di kemudian hari.

"Habis Lebaran tahun ini saya keluar empat bulan (berdakwah). Sekarang ini memperbaiki bacaan Al Quran saya dulu, mengulang hafalan yang sudah 24 juz," katanya.

Baca juga: Pilu, Calon Pengantin Meninggal Jelang Pernikahan, Hari Seserahan Berubah Jadi Pemakaman

Yuda bercerita, ulama di Jawa Barat memberinya nama Sa'ad Al-Maliki yang diambil dari nama salah satu sahabat Rasullullah.

"Nama sahabat Rasulullah, Sa'ad. Tidak terkenal di bumi, tapi terkenal di langit," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved