Cerita di Balik Guru Honorer Dipecat Sekolah, Seusai Curhat Gaji, Ternyata Derita Tumor Payudara
Dia menulis di sehelai kertas rincian pembagian gajinya yang diperoleh selama 4 bulan sebesar Rp 700 ribu lalu mengunggahnya ke media sosial Facebook.
Terkait ia sempat berhenti mengajar di sekolah tersebut, Hervina mengakuinya.
Saat itu ia ikut dengan suaminya bekerja di pulau Kalimantan, tetapi tidak sampai 5 tahun.
Ketika pulang, dia dipanggi lagi oleh Jumrang yang merupakan suami Hamsinah selaku kepala sekolah saat itu.
"Nama saya belum dikeluarkan, sehingga masuk kembali mengajar, Pak Haji Jumrang yang masih kepala sekolah ketika itu," akunya.
Soal dikatakan pernah tidak masuk mengajar beberapa bulan, Hervina menjelaskan bahwa saat itu kondisi tumor payudara yang dia derita parah.
• Kisah Anak Punk Kangen Orangtua, Tempuh Puluhan Kilometer untuk Pulang, Berjalan tanpa Alas Kaki
Dia tidak mampu menahan rasa sakit, sehingga tidak memungkinkan masuk mengajar.
"Saat itu kondisi tumor payudara yang saya alami parah. Saya hanya mengenakan sarung tidak bisa pakai baju. Dan tidak mungkin saya ke sekolah dengan pakaian tidak rapi," ujarnya.
Kata Hervina, kondisinya tersebut bahkan diketahui oleh Ibu Hamsinah, karena dia pernah datang membesuk.
Ia juga menyampaikan sudah dua kali dikeluarkan dari sekolah. Kala itu dia sakit.
Bahkan, honornya sebagai pengajar beberapa bulan sebelum jatuh sakit tidak diberikan.
"Saya tidak diberikan gaji, padahal berapa bulan saya mengajar. Tapi, saya juga tidak mau minta," paparnya.
Sebelumnya diberitakan viral kasus guru honorer diberhentikan setelah unggah rincian gaji di Facebook.
Guru tersebut diberhentikan setelah mengabdi selama 16 tahun.
Kasus guru honorer diberhentikan oleh kepala sekolah di SDN 169 Sadar, Desa Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat atensi Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bone.
Disdik Bone memanggil keduanya.
• Kasus Pembunuhan Tukang Sayur di Banten : Pelaku Terungkap dari Sandal yang Tertinggal, Ini Motifnya