Geger di Keraton Solo
Sebelum Gusti Moeng & GKR Timoer Keluar, Abdi Dalem Sempat Kirim Makanan, Tapi Tak Dapat Izin
Sejumlah abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo sempat kembali coba mengirimkan makanan.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Di antara sejumlah orang yang 'terperangkap' sejak Kamis (11/2/2021) malam itu, yakni adik Raja Hangabehi atau Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan Putri Raja PB XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Mereka keluar dari salah satu Kori Kamandungan, pintu masuk utama Keraton Solo yang berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon sekira pukul 14.48 WIB.
Adapun tampak ada puluhan personel kepolisian dari Polresta Solo tepatnya di kawasan Sasana Putra atau di dekat Masjid Keraton Solo.
Para personel tersebut tampak berjaga-jaga.
• Soal Dugaan Pengurungan Kerabat Keraton, Wali Kota Solo: Diselesaikan dengan Kekeluargaan
• Sederet Fakta Gegernya Aksi Pengurungan Kerabat Keraton Solo, Begini kata Pihak Keraton
Imbauan Wali Kota Solo
Terpisah, Pemkot Solo tidak mau ikut campur dalam insiden dugaan pengurungan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Wali Kota Solo, Fx Hadi Rudyatmo mengatakan insiden tersebut bukan ranah Pemkot Solo.
"Itu urusan keluarga," kata Rudy kepada TribunSolo.com, Sabtu (13/2/2021).
Menurutnya, insiden dugaan pengurungan tersebut lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan.
"Biar diselesaikan kekeluargaan," tutur Rudy.
"Kita tidak bisa ikut campur tangan," tambahnya.
Klarifikasi Pihak Raja
Pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menepis dugaan pengurungan terhadap kerabat dan para penari tari Bedaya.
Di antaranya dialami Putri PB XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng dan Putri Raja Paku Buwono (PB) XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Wakil Pengangeng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Dany Narsugama mengatakan pengurungan seperti yang viral tersebut tidak benar.