Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Hidupkan UMKM, Wali Kota Gibran Mimpi Kembangkan Creative Hub di Solo, Tapi Lokasinya Masih Rahasia

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana mengembangkan sejumlah pusat kegiatan kreatif atau creative hub ke depannya.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com / Adi Surya Samodra
ILUSTRASI : Suasana sepi pusat kuliner Galabo saat pemberlakuan PPKM di Kota Solo, Senin (11/1/2021). 

Gaya Gibran Rakabuming Raka saat pidato perdana sebagai Wali Kota Solo disebut seperti sosok ayahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pidato tersebut disampaikannya seusai pelantikan dan pengambilan sumpah dalam rapat paripurna DPRD Kota Solo, Jumat (26/2/2021).

"Dari segi gaya pidato, seperti Jokowi, tapi intonasi Gibran cenderung datar, tidak menggebu-gebu," kata Psikolog UNS Solo, Abdul Hakim.

Selain itu, Gibran masih nampak berhati-hati dalam memilih kata-kata yang disampaikan.

Masih da kekhawatiran dalam diri Gibran dalam menyampaikan isi pidatonya.

Baca juga: Catatan Pidato Pertama Gibran Sah Jadi Wali Kota Solo, Pengamat : Lanjutkan Dua Jokowi dan FX Rudy

Baca juga: Gibran & Selvi Boyongan ke Rumah Dinas Wali Kota Solo di Loji Gandrung, Jan Ethes & La Lembah Ikut?

"Pemilihan kata sangat hati-hati dan kelihatan takut sekali, khawatir bila ada kesalahan pernyataan," katanya kepada TribunSolo.com.

Terlebih, pernyataan Gibran sempat 'blunder' dalam menyikapi permasalahan yang menimpanya.

Soal kasus bansos yang menyeret Mantan Menteri Juliari Batubara, misalnya.

Pernyataan Gibran terkait itu sempat memunculkan kontroversi di tengah masyarakat.

Abdul mengatakan penyampaian Gibran dalam pidato masih terlihat kaku dalam momen pelantikannya.

Intonasi bicara menjadi satu poin yang menjadi perhatian dalam penyampaian tersebut.

"Intonasinya kurang emosional kelihat datar, walaupun berusaha mengeraskan suara saat menyampaikan hal penting. Kurang alamiah, agak terlihat kaku," katanya.

Kekauan dalam penyampaian pidato, sambung Abdul, karena pribadi Gibran yang cenderung introvert.

Berbicara di khalayak menjadi satu tantangan bagi dirinya.

"Gibran harus belajar lebih spontan dalam komunikasi sosial politik. Lebih spontan, lebih banyak membuka diri, komunikasi dengan banyak orang," tutur Abdul.

Cara tersebut bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan orasi Gibran ke depannya.

"Termasuk mengartikulasikan kata-kata, pesan yang natural dan enak. Itu akan memperkuat karakternya," ucapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved