Sejarah Kota Solo
Sejarah Stasiun Jebres, Ternyata Gegara Nama Orang Belanda Jeep Reic, Dibaca Jebres sama Orang Solo
Sejarah Stasiun Jebres, Asal-usul Nama Jebres Berasal dari Nama Orang Belanda Jeep Reic Dibaca Jebres oleh Warga Sekitar.
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Stasiun Jebres menjadi salah satu stasiun yang punya sejarah panjang bagi warga Kota Solo.
Dikutip dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng, stasiun ini resmi digunakan sejak tahun 1884.
Baca juga: Sejarah Astana Giribangun 45 Tahun Berdiri: Dibangun di Pucuk Gunung, Pakai Konsep Joglo
Pada saat itu, stasiun dibuka seiring dengan selesainya pembangunan jalur Kereta Api Solo-Madiun-Surabaya oleh perusahaan kereta api negara ketika itu, Staatspoorwegen.
Menurut lampiran sejarah yang dirilis BPCB Jateng, nama Jebres ternyata berasal dari lidah orang Solo yang saat itu melafalkan nama seorang pria asal Belanda.
Pria Belanda itu bernama Van der Jeep Reic.
Ketika itu, meneer Jeep Reic disebut tinggal di sebelah barat RSUD Dr Moewardi.
Warga sekitar sering memanggil nama Jeep Reic, sehingga lama-lama terdengar menjadi Jebres.
Sementara, penggiat sejarah Kota Solo, Kun Prastowo, punya versi berbeda.
Kun Prastowo sempat menulis soal sejarah nama Jebres di Kompasiana.
Kepada tribunSolo.com, Kun Prastowo mengatakan, berdasar sejumlah studi literasi dan wawancara sesepuh Jebres, nama Jebres berasal dari sosok berbeda.
Dulu, di kawasan itu, ada sebuah pabrik pengolahan keju bernama Victory, yang dimiliki seorang pengusaha Belanda bernama Victor J Pressen.
Kun menyebut, warga menghormati Victor J Pressen, karena kedermawanannya dengan penduduk pribumi.
Lidah Jawa warga sekitar terlalu sulit menyebut J Pressen, sehingga pada akhirnya dilafalkan dengan : J-pres.
Jadilah J-Pres menjadi nama Jebres hingga kini.
Pernah Jadi Biang Pagebluk Pes
Stasiun Jebres kala itu menjadi stasiun penghubung bagi penumpang yang berasal dari Batavia menuju Madiun atau Surabaya.
Tak jarang penumpang dari Batavia berhenti dan menginap semalam di Kota Solo sebelum lanjut ke Surabaya.
Pada awal abad-20, rute tram dalam Kota Solo, berasal dari Stasiun Bengak Boyolali - Stasiun Purwosari, hingga Benteng Vasterburg, diteruskan hingga Stasiun Jebres.
Sementara Jalur yang dilalui dari Benteng Vastenburg menuju Jebres adalah Pasar Gede, dengan menyeberangi Jembatan Kali Pepe, kemudian menuju ke utara lurus melewati Warung Pelem menuju Pasar Ledoksari, dilanjutkan berbelok ke arah timur ke arah Stasiun Jebres.
Stasiun Jebres juga dilaporkan pernah menjadi biang pagebluk penyakit pes di Solo pada tahun 1915.
Aliksah, stasiun ini dilengkapi gudang yang menjadi lokasi bongkar muat KA yang membawa barang dari Semarang maupun Surabaya.
Menurut laporan serah terima jabatan Residen Surakarta Harloff tahun 1922, di tahun 1915 Kota Solo diserang wabah penyakit pes.
Diduga, asalnya dari aktivitas sirkulasi barang di stasiun ini.
Laporan itu menyebutkan, penyakit pes kali pertama diketahui di dekat Stasiun Jebres setelah adanya tikus yang mati dalam jumlah besar ditemukan di gudang beras.
Pada minggu pertama, penyakit ini menyebar di kawasan Jebres saja.
Tapi pada Juli 1915, penyakit ini akhirnya sampai merambah ke daerah Pasar Legi, hingga selama beberapa minggu terjadi penularan ke kampung lain. (TribunSolo.com/Aji Bramastra)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/stasiun-jebres-di-jalan-ledoksari_20170616_114156.jpg)