Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penanganan Covid

Indonesia Dapat Vaksin Sinovac dan AstraZeneca, Simak Perbeadaannya

Pemerintah Indonesia sudah menerima vaksin untuk Covid-19. Sampai saat ini yang diterima baru Sinovac dan AstraZeneca.

Editor: Rahmat Jiwandono
Freepik designed by brgfx
Ilustrasi vaksin covid-19, Bio Farma menjelaskan perkembangan uji klinis tahap 3 vaksin covid-19. 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia saat ini sudah menerima dua merek vaksin untuk Covid-19. 

Vaksin yang sudah masuk ke Indonesia adalah 38 juta dosis Sinovac dan 1,1 juta dosis AstraZeneca. 

Baca juga: Indonesia Bakal Dapat Puluhan Juta Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Kemenkes: Ini Keberhasilan Diplomasi

Baca juga: 70 Petugas Pariwisata di Sragen Masuk Prioritas Vaksinasi Covid-19, Percepat Pembukaan Objek Wisata

Vaksin Sinovac merupakan buatan biofarmasi Tiongkok. 

Vaksin AstraZeneca buatan Inggris yang bekerja sama dengan Universitas Oxford. 

Keduanya telah dinyatakan lolos uji keamanan sehingga 

Baca juga: Pemerintah Targetkan Vaksinasi Covid-19 Selesai Akhir Tahun 2021, Begini Realitanya

Kedua vaksin ini punya perbedaan baik dari harga hingga tingkat kemanjuran (efikasi). 

Berikut perbedaannya : 

1. Vaksin Sinovac lebih manjur daripada AstraZeneca

Tingkat efikasi (kemanjuran) vaksin Sinovac lebih tinggi daripada vaksin buatan AstraZeneca.

Vaksin Sinovac versi BPOM memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen.

Adapun vaksin produksi AstraZeneca memiliki tinkgat efikasi sebesar 62,1 persen versi BPOM.

Dengan demikian, vaksin produksi Sinovac memiliki tingkat kemanjuran yang lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin buatan AstraZeneca.

2. Harga vaksin AstraZeneca lebih murah 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Bio Farma Bambang Heriyanto sebelumnya mengatakan harga vaksin Sinovac diperkirakan mencapai Rp 200.000 per dosis.

Adapun harga vaksin buatan AstraZeneca berkisar antara 3-4 dollar AS.

Dengan demikian vaksin buatan Sinovac lebih mahal ketimbang AstraZeneca.

Jika dirupiahkan dengan kurs saat ini maka harga satu dosis vaksin AstraZeneca berkisar antara Rp 43.000 hingga RP 58.000.

3. Skema pengadaan

Vaksin produksi Sinovac diperoleh Indonesia lewat kerja sama antara pemerintah Indonesia lewat BUMN PT Bio Farma dengan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac.

Pengadaan vaksin dari Sinovac dilakukan melalui mekanisme pembelian secara bisnis lewat proses diplomasi bilateral.

Adapun pengadaan vaksin AstraZeneca dilakukan melalui jalur multilateral.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, upaya pengadaan vaksin Covid-19 lewat jalur multilateral terus dilakukan Indonesia.

Menurut dia, Indonesia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 sebanyak 3 sampai 20 persen jumlah penduduk lewat jalur multilateral melalui fasilitas Covax.

Salah satu vaksin yang didapat ialah dari AstraZeneca.

4. Lokasi uji klinis

Vaksin produksi Sinovac menjalani uji klinis di China, Indonesia, Turki, Brazil, dan Bangladesh.

Sedangkan vaksin buatan AstraZeneca menjalani uji klinis di Inggris, Australia, dan Amerika Serikat (AS).

Hasil efikasi yang didapat dari masing-masing lokasi bisa berbeda.

Di Turki, efikasi vaksin Sinovac mencapai 91,25 persen.

Sedangkan di Indonesia efikasinya 65,3 persen.

Demikian pula vaksin buatan AstraZeneca.

Di negara-negara yang telah menjadi lokasi uji klinis vaksin AstraZeneca menunjukkan efikasi rata-rata sebesar 70 persen.

Di Indonesia, BPOM mengumumkan efikasi vaksin AstraZeneca sebesar 62,1 persen.

5. Basis platform vaksin

Vaksin AstraZeneca menggunakan vektor adenovirus simpanse sebagai platform awalnya.

Ini berarti bahwa tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari Covid-19 coronavirus yang disebut protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.

Saat vaksin dikirim ke sel manusia, ini memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori yang akan mampu mengenali virus penyebab Covid-19.

Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola. 

Sementara vaksin yang dibuat Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan. 

Tujuannya adalah memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.

Metode inactivated virus adalah metode yang sering dipakai dalam pengembangan vaksin lain seperti polio dan flu.  

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan Vaksin AstraZeneca dan Sinovac, dari Tingkat Kemanjuran hingga Harga",  

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved