Viral Pria Diduga Polisi yang Hilang Usai Tsunami Aceh, Ternyata Begini Awal Kisahnya
Saat itu peristiwa 26 Desember 2004 ini merupakan gempa dangkal berkekuatan M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
TRIBUNSOLO.COM - Hampir 17 tahun peristiwa Tsunami Aceh masih menyimpan banyak misteri.
Saat itu peristiwa 26 Desember 2004 ini merupakan gempa dangkal berkekuatan M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
Baca juga: Gempa Berkekuatan M 7,3 Guncang Jepang, Pusat Gempa Dekat Lokasi Tsunami 2011 Lalu
Gempa yang terjadi, bahkan disebut ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah.
Bahkan kejadian gempa dan tsunami Aceh diabadikan dalam bentuk museum.
Museum Tsunami Aceh merupakan monumen simbolis untuk mengenang bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004.
Bangunan ini menyimpan berbagai bukti kedahsyatan tsunami 2004, serta sebagai pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat ketika terjadi tsunami.
Dibalik bencana besar tersebut, ternyata ada sebuah kisah baru terkuak.
Seorang polisi yang berasal dari Palembang dan bertugas di Aceh kala itu menjadi korban bencana gempa dan tsunami Aceh.
Bahkan ia dinyatakan hilang selama kejadian 17 tahun yang lalu tersebut.
Kini kabarnya seorang anggota polisi yang hilang tersebut ditemukan di rumah sakit jiwa.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Rabu (17/3/2021) termasuk yang disampaikan Kapolsek Baitussalam, Ipda Safrizal SSos menyebutkan tahun 2004 itu, Asep sebagai pasukan Bantuan Keamanan Operasional (BKO) Brimob Resimen II Kedung Halang Bogor ke Polda Aceh saat itu bertugas di Poskotis Brimob Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.
Pada saat itu Asep masih Bhayangkara Muda dan masih menyandang pangkat Ajun Brigadir Polisi (Abrip) dan lulusan Sekolah Tamtama Polri tahun 1999/2000.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, dijelaskan pada saat terjadi musibah tsunami mengguncang Aceh tahun 2004 lalu, Asep sedang melaksanakan tugas di posko pengamanan. Hal tersebut berkaitan saat itu Aceh masih bergejolak.
Musibah dahsyat yang terjadi pagi minggu itu menghantam dan menyapu bersih apapun, termasuk posko Asep bertugas bersama seluruh bangunan-bangunan lain dan rata dengan tanah. Bahkan musibah itu menelan korban sedikitnya hingga 280.000 jiwa yang menjadi korban.
Lalu Asep juga dilaporkan hilang dalam musibah tersebut hingga disematkan gelar sebagai Abrip Anumerta Asep.