Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Minggu Ini, 4 Sekolah di Sukoharjo Siap Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Sebanyak 4 Sekolah di Sukoharjo rencananya akan melakukan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ada 4 sekolah yang disiapkan.

Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Agil Tri
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati saat ditemui di Kodim 0726/Sukoharjo, Kamis (17/12/2020). 

Saat masuk ke ruang kelas, siswa juga menjaga jarak satu dengan yang lain.

Kepala Sekolah SMP Avent Solo, Donny Irawan mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk siswa kelas 9.

Namun, tidak seluruhnya hadir, hanya sekitar 16 siswa saja yang datang.

Baca juga: Dosen FH Meninggal Dunia, UNS Berkabung, Bakal Gelar Tahlil Daring Malam Ini 

"Dari total siswa yang ada hanya 12 yang mengikuti kegiatan hari ini," kata dia.

Sebab, ada 2 siswa yang izin karena sakit dan 2 tidak mendapatkan izin dari orang tua.

Donny mengatakan, siswa yang mengikuti prasimulasi ini memang harus ada izin dari orang tua.

Izin orang tua tersebut melalui google forms.

Sementara itu, selama pembelajaran juga ada pembagian dua kelas. Satu kelas berisi 6 murid dan satu guru.

"Nanti kita evalusi kalau satu guru tidak cukup, kami tambah satu guru lagi," ungkap dia. 

Kritikan Soal Pembelajaran Daring

Kritik dari orang tua murid pada para tenaga pendidik di Solo selama penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring ditanggapi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Orang tua murid masih memandang guru hanya bisa memberikan tugas secara online selama pembelajaran daring tersebut.

Meski begitu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memaklumi apabila penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih ada kekurangan.

Baca juga: Setahun Sekolah Daring di Solo : SD Negeri Cuma Diberi PR, SD Swasta Full, Mulai Senam Sampai Ngaji

Baca juga: Masih Pandemi Covid-19, Penyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Klaten Dilakukan Daring

"Guru-guru tiap hari mengawal murid-muridnya," kata Gibran, Rabu (17/3/2021).

"Tidak hanya memberi tugas, namanya situasi seperti ini semua dimaklumi. Tidak bisa disamakan pembelajaran tatap muka," tambahnya. 

Oleh karenanya, Gibran berusaha supaya sekolah-sekolah di Solo bisa segera menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Pasti ada kekurangannya," ucap dia. 

"Makanya, saya kejar biar anak-anak bisa masuk sekolah lagi," tambahnya. 

Sebelumnya, kekurangan masih dirasakan selama penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) setahun belakangan ini. 

Baca juga: Dosen FH Meninggal Dunia, UNS Berkabung, Bakal Gelar Tahlil Daring Malam Ini 

Tenaga pendidik, misalnya, dinilai masih belum siap dalam menerapkan PJJ. 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati tidak menampik tenaga pendidikan masih menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. 

"Memang ada guru-guru yang hanya memberi tugas. Tapi banyak juga guru yang tetap memberi pelajaran daring," kata Etty kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).

"Itu tergantung gurunya," tambahnya. 

Baca juga: Nasib Mahasiswi yang Lakukan Adegan Mesum saat Kuliah Daring, Polisi Kini Buru Identitasnya

Etty menjelaskan, pelatihan terhadap para tenaga pendidik sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.

"Setiap sekolah sudah meningkatkan kompetensi guru," jelas dia. 

"Kembali lagi ke gurunya," tambahnya. 

Pengawasan tetap akan dilakukan selama pemberlakuan PJJ yang direncanakan hingga Juli 2021.

"Akan melibatkan pengawas dan kepala- kepala bidang," ucapnya.

Curhat Orang Tua Siswa

Kualitas pendidikan sekolah negeri di Solo dikeluhkan sejumlah orangtua murid di masa pandemi.

Salah satu yang paling dikeluhkan, adalah jarangnya para guru menggelar kelas online.

Baca juga: Pemerintah Pusat Target Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Gibran Bakal Kebut Vaksinasi Guru

Pemerhati pendidikan dari Yayasan Satu Karsa Karya, Kangsure Suroto, memberikan kritiknya, bila sekolah negeri jarang ada yang menggelar sekolah daring.

"Istilahnya saja pembelajaran jarak jauh, tapi kebanyakan, sekolah negeri hanya memberikan PR ke siswa. Ini namanya bukan pembelajaran jarak jauh, tapi PR jarak jauh," kata Kangsure.

Kangsure mengaku merasakan langsung hal itu, karena ia juga menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati tidak membantah hal itu.

Ia mengakui, kompetensi tenaga pendidikan di sekolah negeri masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. 

Ia mengakui ada guru di sekolah negeri yang hanya modal memberi PR saja, tapi membuka kelas daring.

Meski, tidak semua guru di sekolah negeri seperti itu.

"Memang ada guru-guru yang hanya memberi tugas. Tapi banyak juga guru yang tetap memberi pelajaran daring," kata Etty kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).

"Itu tergantung gurunya," tambahnya. 

Etty menjelaskan Dinas Pendidikan Solo tidak bisa mengambil langkah lebih jauh dengan kenyataan ada guru yang malas memberi kelas daring.

Menurutnya, Dinas Pendidikan sudah melakukan pelatihan tenaga pendidik jauh-jauh hari.

Sehingga, perbedaan 'nasib' yang diterima siswa sekolah negeri, diserahkan ke sekolah dan guru masing-masing.

"Setiap sekolah sudah meningkatkan kompetensi guru," jelas dia. 

"Kembali lagi ke gurunya," tambahnya. 

Ia mengklaim, Dinas Pendidikan Solo tetap akan melakukan pengawasan selama pemberlakuan pembelajaran jarak jauh, yang direncanakan hingga Juli 2021.

"Akan melibatkan pengawas dan kepala- kepala bidang," ucapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved