Mbah Cublak, Ibu Samino Juragan Sop Buntut asal Pule yang Meninggal, Galak Tapi Anaknya Sukses Semua

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Ibunda dari pengusaha Sop Buntut asal Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Kasiyem binti Karsodikromo atau Mbah Cublak meninggal dunia.

Dia meninggal pada usia ke 97 tahun.

Kasiyem Sublak merupakan ibu dari Bu Samino, pengusaha Rumah Makan Sop Buntut Ibu Samino yang ada di Senayan, Jakarta.

Baca juga: Kabar Duka : Ibu Pendiri Sop Iga Samino Senayan Meninggal Dunia,Sempat Dirawat Sepekan di RS

Baca juga: Satu-satunya Warung Sop Buntut di Pasar Klewer Solo, Sasmito Berbagi Resep Kelola Usaha

"Meninggalnya di Rumah Sakit swasta, di Cikarang sana," kata bu Samono, Selasa (6/4/2021).

Dia menuturkan, selama tiga tahun terakhir kondisi kesehatan ibundanya sedang menurun.

"Sejak suami saya meninggal dunia tahun 2018 lalu, ibu itu sedih, dan kondisi kesehatannya menurun," ujarnya.

Lalu mbah Cublak sering kangen dengan anaknya yang pertama, sehingga dirawat anaknya di Pondok Gede, Jakarta.

Meski dalam kurun waktu tiga tahun ini kondisi kesehatannya menurun, tapi almarhum tidak pernah mengeluhkan penyakit.

"Meninggalnya karena apa, saya kurang tau. Mungkin karena faktor usia yang sudah tua," ujarnya.

Momong Anak Bu Samino

Selama Bu Samino merintis karir rumah makan Sop Buntutnya di Jakarta, anak-anaknya tinggal di Pule bersama Mbah Cublak.

Mbah Cublak yang merawat Harsono, Siti Wahyuni, Joko Sri Wahyono, dan Umi Ratnasari hingga dewasa.

"Ibu dari dulu di rumah saja momong anak saya. Ibu itu kesibukannya sebagai petani," kata dia.

Baca juga: Satu-satunya Warung Sop Buntut di Pasar Klewer Solo, Sasmito Berbagi Resep Kelola Usaha

Menurutnya, cara Mbah Cublak mendidik anak itu sangat keras dan galak.

Kendati demikian, dengan didikan yang tegas itu, anak-anaknya bisa menjadi orang sukses dan menjadi Sarjana semua.

Rumah Makan Sop Buntu Ibu Samino

Rumah Makan Sop Buntu Ibu Samino ini sangat terkenal di Kawasan Jabodetabek, terutama di kawasan Senayan.

Cita rasanya yang lezat, membuat Rumah Makan Sop Buntut Ibu Samino selalu ramai dikunjungi pelanggan.

Menurut Bu Samino, awalnya dia berjualan soto dan bakso bersama suaminya sejak tahun 1968.

"Warung saya dulu masih kaki lima, lalu sebelahnya ada yang jual sop buntut," ujarnya.

Baca juga: Buka Puasa di Restoran Sop Buntut Solo, Menu Berdaging Empuk

Melihat menu sop buntut itu, Bu Samino lama kelamaan menjadi ingin. Terlebih saat dia sedang ngidam anaknya yang nomor tiga.

"Kata suami saya itu makanan mahal. Pas saya ngidam, saya minta kuahnya saja gak dikasih, saya sampai ngiler," kata dia.

Akhirnya Bu Samino bisa merasakan makan Sop Buntut, hingga akhirnya menambahkan menu di lapaknya.

Awalnya, Bu Samino tidak tau resepnya, dan hanya menggunakan kuah bakso.

Baca juga: Mencicipi Sop Buntut dengan Kuah Susu di Chop Buntut Cak Yo, Penasaran Rasanya?

"Mulai tahun 1973, saya mulai jual Sop Buntut, tapi rasanya masih gitu, banyak yang protes. Satu porsi saja seminggu tidak laku," jelasnya.

Namun dengan kegigihannya, Bu Samino terus berinovasi dan mencoba membuat Sop Buntut yang enak.

Sekitar 10 tahun mencoba, akhirnya dia menemukan cara memasak dan bumbu yang pas untuk membuat Sop Buntutnya.

Dari situlah awal kejayaan Rumah Makan Sop Buntut Ibu Samino.

"Sop Buntut saya selain rasanya enak dan kuat, kalau dimakan tidak lengket," ujarnya.

Hingga saat ini Rumah Makan Sop Buntut Ibu Samino sudah membuka 9 cabang yang  tersebar di Jabodetabek.

"Ada pandemi virus corona ini, sebagian ada yang ditutup. Dampaknya luar biasa," katanya.

"Pokoknya yang penting modal bisa muter dulu, bisa buat gaji karyawan," imbuhnya.

Sudah Pensiun

Selama 10 tahun terakhir ini, Bu Samino lebih banyak menghabiskan waktunya di rumahnya di Desa Pule.

Sekarang, Rumah Makan Sop Buntut Ibu Samino dikelola oleh empat anaknya.

"Sekarang saya sudah enak di rumah, istirahat," ucapnya. (*)