Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sosok Irjen Mathius D Fakhiri, Putra Manokwari yang Berjanji Kejar KKB, Ditempa di Kerasnya Brimob

Menjabat sebagai pucuk pimpinan Polda Papua, Mathius D Fakhiri merupakan putra asli Papua. Ia lahir di Manokwari 6 Januari 1968.

Editor: Aji Bramastra
Kompas.com
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri. 

TRIBUNSOLO.COM, PAPUA - Insiden penembakan terhadap guru yang dilakukan oleh kelompok bersenjata separatis Papua atau KKB Papua, di Beoga dan Ilaga, Kabupaten Puncak, belakangan ini, membuat resah sejumlah pihak.

Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Mathius D Fakhiri berjanji akan terus berusaha memimpin anak buahnya untuk mengejar mereka.

Baca juga: Disebut Mata-mata, 2 Guru Ditembak Mati di KKB Papua, Kadisdik: Itu Tuduhan yang Sangat Keji

"Tentu kami akan kejar terus mereka. Mereka ini melanggar hukum,"

"Aparat Kepolisian dan TNI tidak akan mundur selangkahpun untuk menegakkan aturan. Kita akan cari dan tangkap mereka," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Mathius D Fakhiri, di Timika, seperti dilansir dari Antara, Selasa (13/4/2021).

Menjabat sebagai pucuk pimpinan Polda Papua, Mathius D Fakhiri sendiri merupakan putra asli Papua.

Ia lahir di Manokwari, Papua Barat, pada 6 Januari 1968 (usia 53 tahun).

Dari lahir sampai SMA, Fakhiri tak pernah ke luar dari Papua.

Meski demikian, saat resmi menjadi polisi, pengabdiannya banyak dihabiskan di luar Papua.

Fakhiri merupakan lulusan Akpol 1990.

Sosoknya yang disiplin dan tegas ditempa di Brimob.

Ia masuk Akpol pada 1990, kemudian lanjut ke PTIK.

Setelah itu, ia bertugas di Polresta Banjarmasin, Brimob Polda Kalsel, hingga ke Brimob Polri.

Bolak-balik Irjen Fakhiri terpilih menjadi komandan di kesatuan Brimob.

Sejak tahun 2002, Mathius pulang ke tanah lahirnya, Papua.

Jabatan pertamanya ketika itu adalah Kasi Ops Sat Brimob Polda Papua.

Pada 18 Februari 2021, Mathius resmi mendapat jabatan Kapolda Papua.

Lawan Lek Gakak Telenggen 

Fakhiri mengungkapkan, pihaknya mendapat informasi bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) dari berbagai wilayah di pegunungan Papua mendapatkan perintah dari pimpinan KKB untuk berkumpul di Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak.

Agenda utama kelompok bersenjata itu untuk menyelesaikan persoalan adat perang suku.

"Rombongan yang dari Beoga itu juga mau berkumpul ke Ilaga. Tapi, mengapa mereka melakukan hal-hal yang melewati batas perikemanusiaan dengan menembaki guru-guru yang bertugas di sana," ujar Fakhiri.

Informasi yang didapat Polda Papua, motif pembakaran helikopter milik PT Ersa Air yang terparkir di Bandara Aminggaru, Ilaga oleh KKB pada Minggu (11/4/2021) malam sebagai reaksi protes kepada Pemkab Puncak.

Penyebabnya, tidak menerima bagian pembayaran tuntutan ganti rugi yang diajukan KKB Beoga, saat mengizinkan pesawat Dabi Air mengangkut jenazah dua guru yang ditembak pada Sabtu (10/4/2021).

"Itu baru sebatas informasi. Mudah-mudahan kami bisa menangkap orang-orang itu untuk mengetahui apa motif mereka sesungguhnya melakukan hal-hal yang sangat mengganggu aktivitas pemerintahan di Kabupaten Puncak," ujar dia.

KKB mengirim surat tantangan kepada aparat keamanan setelah membakar helikopter milik PT Ersa Air di Bandara Aminggaru Ilaga.

Selembar surat yang bernada provokatif itu berhasil ditemukan di sekitar lokasi pembakaran helikopter.

Pada surat tersebut, KKB di bawah komando Lekk Gakak Telenggen meminta aparat keamanan memburu mereka.

Pihak Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III kepada wartawan membenarkan terkait temuan surat tantangan tersebut.

Perwira Penerangan Kogabwilhan III Letkol Laut KH Deni Wahidin menyebut, surat tersebut sebagai bentuk upaya Lekk Gakak Telenggen dan Militer Murib menjadikan Ilaga sebagai daerah pertempuran.

Aparat tidak akan mudah terpancing dengan provokasi tersebut.

“Ini salah satu bentuk provokasi dari LT dan MM yang berusaha memancing aparat keamanan untuk melakukan pengejaran. Yang jelas aparat tidak mudah terprovokasi dan tidak mau masyarakat terus menjadi korban dari perbuatan-perbuatan keji KKSB," ujar Deni, dalam keterangannya, Senin (12/4/2021), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kisah Pilu di Balik Guru Ditembak KKB di Papua, Ternyata Belum Pernah Bertemu Anaknya Sejak Lahir

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved