Berita Sukoharjo Terbaru

Pasutri Pakai Kostum Superhero Bagikan Takjil di Solo Baru, Kaget Masih Temui Ada yang Tak Bermasker

Aksi bagikan takjil ditunjukkan pasangan suami istri (pasutri) dengan memakai pakaian ala Superhero, Jumat (16/4/2021).

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Aksi pasutri berpakaian Superhero saat membagikan takjil di kawasan Patung Pandawa, Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (16/4/2021). 

Namanya orang menanam padi yang membutuhkan waktu panjang berbulan-bulan untuk panen, pastinya ingin mendapatkan hasilnya.

Namun di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten ada sosok unik nan dermawan yang justru tidak mengharapkan hasilnya untuk sendiri.

Terlebih masa seperti ini pandemi, uang Rp 1.000 pun sangat berharga di tengah ekonomi porak-poranda.

Lantas, siapakah dia?

Ya, dia adalah Suyamto, pria 63 yang kini menjabat Kepala Desa (Kades) Tumpukan.

Hasil tanah kas desa yang bisanya menjadi jatah setiap kepala desa, tetapi di tangannya justru dibagi-bagi ke masyarakat.

Baca juga: Kisah Suyamto Kades Dermawan di Klaten : Tak Ambil Satu Rupiah Pun, Padinya Justru Dipanen Warganya

Baca juga: Pilu, Buntut Wakapolsek di Klaten Digrebek di Rumah Istri orang, Anak dari Si Wanita Sampai Histeris

"Saya yang tanam, warga yang panen, silahkan ambil secukupnya," tutur dia kepada TribunSolo.com, Jumat (16/4/2021).

Dia menjelaskan, langkah tersebut diambil karena melihat gempuran pandemi yang berdampak pada warganya selama setahun lebih ini.

"Sudah 5 kali panen saya berikan semua ke warga, ya untuk membantu ekonomi warga saya," ucap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, sawah yang dia garap dan dipanen warga tersebut baru satu patok yaitu sekitar 1.700 meter persegi.

Meskipun tidak berhektar-hektar, tetapi tahan seluas itu bisa menghasilkan pundi-pundi lumayan.

"Kalau dijual ke tengkulak gabah umumnya laku Rp 5 juta, tapi lebih baik diberikan ke warga saja," jelasnya.

Adapun selama ini dia menanam padi dengan berberapa jenis benih, mulai dari Inpari 42, Inpari 32 dan Ir 64.

"Benih yang saya tanam memakai berbagai jenis benih, dan untuk nanti akan memakai 46," aku dia.

Dia mengaku membuat kebijakan tersebut merupakan dari niat syukur kepada Tuhan sehingga sedikit banyak bisa membantu warganya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved