Sering Bikin Warga Resah, Puluhan Petasan dan Miras Disita Polsek Mranggen Demak
Polsek Mranggen, Kabupaten Demak berhasil mengamankan puluhan petasan berbagai jenis, dan puluhan botol minuman keras (Miras).
TRIBUNSOLO.COM - Polsek Mranggen, Kabupaten Demak berhasil mengamankan puluhan petasan berbagai jenis, dan puluhan botol minuman keras (Miras).
Razia ini dilakukan untuk menjaga kondusivitas saat umat suci menyambut bulan suci ramadan 2021.
Kapolsek Mranggen Iptu Ahmad Masdar Tohari mengatakan, ada 70 buah petasan berukuran besar dan 90 botol miras berbagai jenis diamankan
Puluhan petasan beserta alat pembuat petasan itu, disita dari pelaku pembuat petasan, Khafidz Bahtiar (24), warga Desa Waru, Kecamatan Mranggen, Demak.
Selain itu, puluhan botol miras di sita dari Sunar (63), warga Desa Kalitengah, Kecamatan Mranggen, Demak.
Penangkapan pelaku berikut puluhan petasan dan puluhan botol miras, merupakan hasil operasi pekat dalam mewujudkan situasi kondusivitas Ramadan
"Selama bulan Ramadhan kami intensifkan razia tempat-tempat hiburan, miras, petasan, gelandangan dan pengemis," ungkap Tohari, Selasa, (27/4/2021).
"Tujuannya agar umat muslim merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan ibadah," tambahnya.

Untuk itu dia mengatakan Polres Demak juga meningkatkan patroli guna antisipasi gangguan Kamtibmas seperti curas, curat, curanmor dan peredaran uang palsu yang marak terjadi menjelang idul fitri.
"Di Ramadan ini, kejahatan konvensional marak terjadi di kalangan masyarakat," imbuhnya.
Dua mengimbau masyarakat selalu waspada terjadinya aksi kejahatan yang terjadi di bulan suci ini.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Jaga Kondusivitas Ramadan, Polsek Mranggen Amankan Puluhan Petasan Ukuran Jumbo & Miras
41 Remaja Diamankan di Solo
Sebanyak 41 anak ditertibkan Satpol PP Kota Solo seusai kedapatan bermain petasan saat momen Ramadan 2021.
Beberapa diantara mereka berasal dari Kelurahan Mojosongo, Kelurahan Karangasem, dan Kelurahan Gandekan.
Kepala Satpol PP Kota Solo, Arif Darmawan mengungkapkan petasan yang dimainkan merupakan rakitan sendiri.
Kaleng menjadi salah satu bahan baku membuat petasan.
Baca juga: Pekan Pertama Ramadan 2021, Volume Sampah di TPA Putri Cempo Solo Malah Merosot, Kok Bisa?
Baca juga: Nestapa Warga Ampel Boyolali Piknik ke Jogja Kena Covid-19, 33 Orang Isolasi & 3 Orang Dirawat di RS
"Lebih cenderung buatan sendiri, mereka merakit sendiri dari kaleng, dan pipa," ungkap Arif kepada TribunSolo.com, Selasa (20/4/2021).
Lebih lanjut, Arif menuturkan usia anak yang ditertibkan beragam mulai 7 tahun hingga 15 tahun.
"Tidak ada pengawasan orang tua. Orang tua mereka kemudian dipanggil dan dibina bersama anaknya," tuturnya.
Arif menjelaskan bermain petasan sebetulnya sudah dilarang oleh Pemkot Solo.
"Bukan hanya selama ramadan tapi memang Solo tidak boleh ada kegiatan menyalakan petasan," jelas dia.
Selain membina anak-anak yang bermain petasan, penjual petasan juga turut dibina Satpol PP.
"Penjual sudah dipanggil dan diberikan sosialisasi," ujarnya.
Petasan saat Tahun Baru
Polresta Solo melarang masyarakat untuk merayakan tahun baru menggunakan petasan.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pada momen perayaan malam tahun baru 2021warga masyarakat dilarang menggunakan petasan.
Baca juga: Catat! Tak Hanya Jualan Terompet, Nyalakan Petasan saat Malam Tahun Baru di Solo Juga Dilarang
"Kami tidak mentolerir adanya petasan," papar dia, Selasa (29/12/2020).
Dia mengatakan, hal tersebut demi kondusivitas kota solo.
Selain itu, Polresta Solo juga melakukan pengawasan ketat pada malam pergantian tahun baru 2021.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya menyiapkan lima tim khusus menjaga malam tahun baru nanti.
Lima tim khusus tersebut terdiri dari TNI dan Polri, juga ada Satpol PP, dan petugas medis.
Penjagaan akan dilakukan di kawasan Simpang Joglo, kawasan Jurug, Tugu Makuto, dan kawasan Banyuanyar.
Nantinya tim akan memburu kerumunan yang ada di wilayah Solo.
Jadi dia meminta agar masyarakat bisa menerapkan protokol kesehatan dan tidak melakukan krumunan.
"Untuk TNI Polri solid kita menggandeng seluruh elemen dan maupun tokoh masyarakat pemuda," jelas Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, Selasa (29/12/2020).
Pihaknya dalam hal ini juga menggandeng jogo tonggo.
"Kami harapkan mengidentifikasi lebih awal," papar dia.
Diharapkan masyarakat melalui Jogo Tonggo bisa memberikan masukan dan informasi bila ada pemudik yang datang dan tidak melapor.
"Nanti dilapangan akan bersinergi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas," papar dia. (*)