Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Kisah Bocah SD Asal Klaten Jualan Sumpia Sampai ke Kartasura, Perjuangannya Bikin Iri Kaum Rebahan

Ya, dia adalah Ari Wijanoko, bocah berumur 9 tahun yang berjualan sumpia keliling dari satu tempat ke tempat lainnya.

Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Azfar Muhammad
Bocah bernama Ari Wijanoko berumur 9 tahun yang berjualan sumpia keliling saat ditemui di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Melihat orang pada umumnya mengadu nasib berjualan keliling satu tempat ke tempat lain sudah biasa.

Namun di kawasan Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo ada anak kecil memiliki tekad baja mengarungi hidup.

Ya, dia adalah Ari Wijanoko, bocah berumur 9 tahun yang berjualan sumpia keliling.

Sumpia makanan ringan sejenis lumpia kering.

Terlihat saat itu dia tengah memangku box plastik tertutup.

Dirinya mengenakan baju kotak-kotak biru hitam berlengan panjang dan mengenakan masker kain berwarna cokelat.

Baca juga: Semasa Hidup, Korban Tertabrak Bus Sumber Selamat di Sragen Dikenal Ramah & Aktif di Kegiatan Warg

Baca juga: Jualan Miras ke Solo Sasar Ruko di Kawasan Purwosari, Pria Asal Grogol Sukoharjo Disikat Polisi

Dirinya tampak semangat berjalan menghampiri beberapa orang di kawasan pabelan untuk menawarkan barang dagangan yang ia jual.

Ari mengaku tinggal di sekitaran Terminal Penggung, Kecamatan Jatinom di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.

Dirinya mengaku sudah lama berjualan keliling sumpia keliling di beberapa tempat di berbagai daerah.

“Sudah lama saya keliling, kadang di sekitaran kampus UMS di Kartasura, Solo, Klaten bahkan sampai ke Jogja bersama ayahnya,” kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (3/5/2021).

Dirinya katakan sang ayah tengah menganggur dan tidak memiliki pekerjaan.

“Ayah saya tidak bekerja karena Corona,” katanya.

Di rumah ia mengaku tinggal bersama sang ayah dan dua orang saudara kandungnya.

“Ayah sama ibu berantem (cerai) saya ikut tinggal sama ayah, dan di rumah saya sama kaka saya,” ujarnya.

Sekali kali ia katakan kakaknya sering bantu dirinya berjualan.

“Tapi ya seringnya saya yang jualan, mereka kadang bantu,” tuturnya.

Dirinya mengaku setiap hari berkeliling sejak pagi hingga larut malam.

“Ya dari pagi kadang jam 8 atau jam 9 pulang ya malam, sampai habislah pokonya,” ungkapnya.

Diketahui zumpia yang dijual olehnya merupakan sumpia yang dibeli sang ayah di pasar dan dikemas ulang.

Baca juga: Kisah Warga Makamhaji Beli Mobil Jenazah untuk Dipakai Pribadi, Suara Tangisan dari Mobil Jadi Viral

Baca juga: Kisah Tragis Remaja di Kebumen : Pamit Tadarus, lalu Ditemukan Meninggal dan Masih Kenakan Sarung

“Kita (saya dan kaka) ngepak sumpia ini pake plastik lagi gitu lo,” paparnya.

Meskipun dirinya sibuk berjualan keliling dirinya mengaku tengah bersekolah dasar di salah satu SD di Boyolali.

“Sekolah kelas 3, tapi Corona jadi guru saya memaklumi dan dionline kan,” paparnya.

Ia mengaku sang guru mengetahui kondisi dari si anak tersebut .

Saat ditanyai dagangan, dia katakan tidak menentu habisnya.

“Kadang laku sedikit, kadang habis semua, kadang satu dua saja yang beli, kadang ada juga yang borong,” tuturnya.

Ia mengaku jika habis satu box penuh ia sampaikan bisa mencapai angka Rp 1,2 Juta.

“Satu bungkusnya Rp 5 ribu kalau laku semua ya sampai sejuta lebih, ” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved