Berita Klaten Terbaru
Ramuan Bikinan Pak Guru Juriono, Jadi Kenangan Warga Belang Wetan Klaten, Diberi Tiap Idul Adha
Warga Desa Belang Wetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten begitu kehilangan sosok Ustaz Juriono.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Adi Surya Samodra
Posisi telapak tangan korban, tampak saling menempel, seperti sikap sempurna dalam ibadah salat.
Informasi yang dihimpun surya.co.id, Khadisin tak lagi bisa menopang tubuhnya secara sempurna, sesaat usai melakukan prosesi ruku' di tengah sholat Witir.
Saat dirinya hendak melanjutkan prosesi sujud. Di situlah tubuhnya mendadak ambruk. Khadisin tak sadarkan diri.
Penelusuran surya.co.id, Khadisin adalah warga Jalan Masjid RT 03 RW 07, Dukuhdimoro, Mojoagung, Jombang.
Sebagaimana dikutip TribunStyle.com dari Surya.co.id Sosok Khadisin, Banser Jombang yang Meninggal saat Imami Sholat Witir, KH Marzuki Sampai Bilang Top, ia meninggal dunia saat sedang menjadi imam salat witir di Musala Al-Hidayah Pandean, Miagan, Mojoagung, Jombang.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim M. Syafiq Sauqi alias Gus Syafiq mengaku, pihaknya masih terus mengumpulkan informasi melalui jajarannya di PC GP Ansor Jombang, terkait penyebab pasti kematian Khadisin.
Kendati begitu, mewakili keluarga besar PW GP Ansor Jatim turut, ia menyampaikan ungkapan dukacita atas wafatnya sahabat Chadisin. Dan berdoa, almarhum Chadisin mendapatkan tempat terbaik disisi Allah SWT.
"Dan juga berdoa semoga almarhum dikumpulkan bersama para muassis NU Mbah Hasyim dan para Masyayih di surgaNya nanti. Terima kasih tak terhingga atas pengabdiannya selama ini di Banser dan Ansor, semoga amal ibadahnya diterima disisi Alloh SWT," pungkasnya.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Khadisin (61) anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Cabang Jombang saat sedang menjadi imam salat di sebuah musala, di Mojoagung, Jombang.
Menurut pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad, Gasek, Malang itu, Khadisin meninggal dalam momen yang paling indah. Yakni ditengah proses ibadah salat kepada Allah SWT.
Saking indahnya momen tak dinyana itu, KH Marzuki mengaku, bahwa dirinya sempai tak kuasa menahan haru, hingga tak sabar untuk menumpahkan perasaannya itu dengan membuat postingan tulisan dalam media sosial (medsos) memaknai momen kematian Khadisin.
"Itu top bisa-bisa saya kalah derajat dengan dia. Saya membuat tulisan; tolong sahabat nanti di akhirat, jangan lupakan saya. Gandeng tangan saya di shiratalmustakim. Pertemukan saya dengan Mbah Hasyim Asyari,"
Menurut KH Marzuki, momen kematian Khadisin saat menjalani prosesi ibadah itu lazim disebut dalam Islam sebagai Husnul Khotimah.
Sebuah momen dicabutnya nyawa seorang anak manusia dalam keadaan terbaik. Seperti sedang menjalani ibadah, sedang menunaikan tugas mulia yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Nyata-nyata untuk sekarang saya kalah. Sudah jelas husnul khotimah. Meskipun seorang Banser. Kalau saya kiai kan dhohirnya, kan kita berharap juga husnul khotimah,"