Berita Sragen Terbaru
Asal Usul Klaster Tarawih Sambirejo Sragen yang Bikin Kades Meninggal, Ternyata Ada 32 Orang Positif
Camat Sambirejo, Didik Purwanto mengatakan ustaz tersebut memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas Sambirejo.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Warga yang terpapar Corona akibat klaster tarawih di Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen ternyata mencapai 32 orang.
Penularan terjadi setelah seorang ustaz mengeluhkan tidak enak badan, setelah memimpin shalat pada bulan Ramadhan lalu.
Camat Sambirejo, Didik Purwanto mengatakan ustaz tersebut memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas Sambirejo.
"Kan di puskesmas ada pemeriksaan rapid antigen, nah hasilnya ternyata positif, kemudian di rujuk ke RS, setelah di swab PCR, hasilnya positif," terangnya kepada TribunSolo.com, jumat (21/5/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS : Bukan Kecelakaan, ABG yang Tewas di Jumantono Karanganyar Ternyata Korban Pembunuhan
Baca juga: Sempat Transfusi Plasma Konvalesen, Tapi Takdir Berkata Lain, Kades Sambirejo Sragen Meninggal Dunia
Setelah keluar hasil positif, maka pihak satgas kecamatan melakukan tracing kepada warga yang sempat kontak aktif.
"Setelah dilakukan tracing, total hingga saat ini terdapat 32 orang yang terpapar," tambahnya.
Kemudian, warga yang dinyatakan terpapar langsung menjalani isolasi di Technopark, Sragen.
"Dari yang terpapar, 3 di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, salah satunya Pak Lurah, Suparjo," katanya.
Kini, warga yang tertular dari klaster tarawih telah dinyatakan sembuh dan telah kembali ke rumah masing-masing pada selasa (18/5/2021) lalu.
"Semua yang di Technopark sudah selesai menjalani isolasi mandiri, semua dalam keadaan sehat, terutama orang yang bergejala," kata dia.
Meski telah kembali pulang, penyintas covid-19 tersebut masih harus menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 5 hari.
Sempat Jalani Plasma
Kepala Desa Sambirejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Suparjo Jojon sempat menjalani transfusi plasma konvalesen.
Namun akhirnya takdir berkata lain, jika jalannya akhirnya harus meninggal karena positif Covid-19, Jumat (21/05/2021).